Pelajar NU Harus Cinta Agama dan Negara

IPNU Sigi

SIGI, MERCUSUAR – Pelajar Nahdlatul Ulama (NU) harus menjunjung tinggi semangat beragama, dengan memahami ajaran Islam yang diiringi semangat cinta tanah air. Demikian dikatakan Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Provinsi Sulteng, Moh Iqbal, dalam sambutannya pada kegiatan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) PC IPNU Kabupaten Sigi, bertempat di Huntara Serbaguna Desa Bulubete, Kecamatan Dolo Selatan, Sabtu (25/7/ 2020).

“Saat ini, banyak orang orang yang memiliki semangat keagamaan yang tinggi, namun tidak diikuti oleh semangat kebangsaan atau cinta tanah air, sehingga penerapan cara ini, tidak ada lagi yang mau sekedar hormat bendera dan mengakui Pancasila sebagai dasar negara. Indikasi dari semangat cinta agama namun tidak cinta negara, bakal menghasilkan cara beragama yang radikal, sehingga mencederai nilai-nilai kemanusiaan, dan melukai semangat toleransi beragama. Tentunya, pemahaman seperti ini sangat berbahaya, bila diterapkan dalam pola hidup di Kabupaten Sigi dan Indonesia pada umumnya,” ujarnya.

Kata dia, semangat kebangsaan bila tidak diikuti oleh semangat keagamaan, akan melahirkan cara berpikir yang sekuler, liberal, komunis, dan sebagainya.

“Sementara itu, peredaran narkoba dan miras tidak terbendung serta segala macam rupa maksiat telah nampak merajalela. Maka kepada siapa tanggung jawab pemberantasan itu disematkan? Sebagai bentuk tanggung jawab itu, maka NU sangat konsisten berada dalam jalur tengah, tawassuth atau moderat, melayangkan solusi bahwa semangat keagamaan harus dibarengi dengan semangat kebangsaan,” jelasnya.

Lanjut Iqbal, hubungan antara agama dan negara tidak bisa dipisahkan, maka Pancasila sebagai dasar negara menyebutkan dalam sila pertama, yakni Ketuhanan yang Maha Esa, bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beragama dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Cara berpikir dengan mengambil jalan tengah tersebut, harus menjadi contoh bagi kader IPNU untuk beramal saleh dalam berpikir dan bertindak. Itu hanya satu dari banyaknya contoh cara berpikir NU, yang memberikan wawasan Islam yang dinamis dan tidak kaku. Menurutnya, semua bentuk materi tersebut, akan dijelaskan secara rinci dalam kegiatan Makesta.

“Semangat kaderisasi ini harus terus dijalankan untuk memberikan kesadaran kepada pelajar lainnya dan penguatan ideologi dan organisasi kepada anggota yang telah bergabung di dalamnya,” ujarnya.

Kegiatan Makesta ini dilaksanakan slama dua hari, yakni Sabtu dan Minggu (25-26 Juli 2020), diikuti oleh 47 peserta yang berasal dari sekolah di Kecamatan Dolo Selatan. Makesta dibuka oleh Wakil ketua I PC NU Kabupaten Sigi, Ryan Hidayat, dan dihadiri oleh OKP dan Camat Dolo Selatan. AJI/*

Pos terkait