Pemkab Sigi Diskusikan Pemulihan Pendidikan Pascabencana

Wabup Sigi, Samuel Yansen Pongi (kiri) didampingi Sekretaris Dikbud, Abdul Latif saat menghadiri seminar pemulihan sektor pendidikan dan keamanan sekolah, di Aula Kantor Bupati Sigi, Kamis (11/12/2025). FOTO: DOK. PROKOPIM PEMKAB SIGI

SIGI, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi menggelar seminar pemulihan sektor pendidikan dan keamanan sekolah, di Aula Kantor Bupati Sigi, Kamis (11/12/2025).

Seminar tersebut menghadirkan sejumlah narasumber dan peserta dengan latar belakang akademisi, praktisi, hingga pemangku kepentingan di bidang kebencanaan, yaitu Prof. Mizan dari Kobe University Jepang, Pakar Kebencanaan Kobe University Jepang, Prof. Aiko Sakurai, para kepala OPD terkait, Perwakilan NGO, LTKL Kabupaten Sigi dan Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Sulteng.

Para peserta berdiskusi mengenai strategi pemulihan dunia pendidikan pascabencana, serta mekanisme penguatan keamanan sekolah sebagai bagian dari sistem mitigasi jangka panjang.

Wakil Bupati Sigi, Samuel Yansen Pongi mengatakan, kegiatan tersebut menjadi ruang strategis untuk memperkuat ketangguhan sektor pendidikan, serta menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dari ancaman bencana di wilayah Kabupaten Sigi.

Samuel menyebut, pelaksanaan seminar tersebut merupakan tindak lanjut dari forum serupa yang digelar pada 30 September 2025 lalu.

“Terus mantapkan kebijakan penanggulangan bencana, sebagai pembelajaran dari pengalaman yang terjadi pada bencana gempa bumi dan likuefaksi 2018 lalu. Pada peristiwa itu, Sigi mencatat sekitar 76 ribu pengungsi, lebih dari 400 korban jiwa, dan kerusakan infrastruktur yang tersebar di banyak wilayah. Pengalaman ini mengajarkan kita untuk membangun daerah dengan pendekatan mitigasi yang lebih kuat,” tuturnya.

Ia menegaskan, usai kejadian bencana tersebut, pemerintah daerah berkomitmen memperkuat perencanaan berbasis pengurangan risiko bencana, termasuk penerapan konsep bangunan tahan gempa, serta melanjutkan program pertahanan berlapis di kawasan rawan banjir.

“Kami juga menekankan pentingnya memasukkan kurikulum kebencanaan di sekolah-sekolah, mulai dari jenjang SD hingga SMA,” ujar Samuel. 

“Ini menjadi ikhtiar kita, untuk melahirkan generasi yang sadar risiko dan memiliki kemampuan dasar menghadapi bencana. Apalagi, kita sudah memiliki Peraturan Bupati tentang Kebencanaan dan Forum Pengurangan Risiko Bencana yang aktif bekerja,” sambungnya.

Ia berharap, seminar tersebut dapat memberikan pengetahuan baru dan memperkaya strategi untuk memperkuat ketangguhan sektor pendidikan di Kabupaten Sigi. */AJI

Pos terkait