SIGI, MERCUSUAR – Anggota Sanggar Seni Kololio, Kamis (11/12/2021) sore, melakukan bakti sosial membersihkan kompleks makam Magau (Raja) Dolo, yang terletak di Desa Kaleke, Kecamatan Dolo Barat, Kabupaten Sigi. Bakti sosial ini dalam rangka memperingati Peristiwa Merah Putih di Desa Kaleke pada 11 Februari 1946.
Pada peristiwa tersebut, Magau Dolo, Datupamusu, memerintahkan seluruh masyarakat Dolo untuk mengibarkan bendera merah putih di seluruh kampung di Dolo, terutama di setiap halaman masjid. Sehari sebelumnya, Datupamusu mengatur demonstrasi massa untuk membebaskan H. Joto Daeng Pawindu, tokoh pergerakan asal Pewunu, yang ditawan oleh Belanda.
Dalam peristiwa itu, 4 orang pemuda yang ingin mengibarkan bendera di depan masjid Al Mujahidin di Desa Kaleke, sempat dicegat oleh tentara KNIL. Namun pada akhirnya, tentara KNIL memilih mundur ketika salah seorang pemuda Kaleke bernama Dae Matadjo Gagaramusu, mengeluarkan keris di pinggangnya dan hendak menikam salah seorang tentara. Merah putih pun dikibarkan tepat di sebelah barat antara Masjid Al Mujahidin Kaleke dan bekas Banua Oge Kaleke, yang menjadi tempat tinggal Magau Dolo pada waktu itu.
Demikian dikatakan salah seorang penggagas aksi ini, yang juga pemerhati sejarah, Moh. Fadhil. Menurutnya, bakti sosial ini merupakan bentuk penghargaan terhadap jasa-jasa tokoh kampung Kaleke. Menurut Sekretaris Desa Maku ini, Desa Kaleke sebenarnya salah satu aset Kabupaten Sigi, karena desa ini penuh dengan kisah sejarah dan banyak melahirkan pemimpin. Di tempat ini pula kata dia, pertama kalinya salah satu organisasi Islam yakni Sarekat Islam (SI) pertama kali masuk di wilayah Sigi Dolo dan diterima oleh Magau Datupamusu.
Selain situs sejarah, di Desa Kaleke juga terdapat potensi wisata alam berupa mata air Bionga. Menurut Fadhil, Kaleke sangat komplit untuk dijadikan sebagai destinasi wisata literasi untuk Kabupaten Sigi, bahkan Sulawesi Tengah. Harapannya, ke depan masyarakat dan pemerintah lebih sadar lagi akan potensi Desa Kaleke.
Sementara itu, salah seorang pengurus Komunitas Historia Sulawesi Tengah (KHST) asal Kaleke, Ardin Larisa mengatakan, kiranya Desa Kaleke bisa membuat satu festival berbasis masyarakat, seperti yang sudah diwacanakan Sanggar Seni Kololio sejak dua tahun lalu, yaitu Festival Kampung Merah Putih. Menurut Ardin, nantinya dalam konten kegiatannya, akan ada pameran sejarah tentang Desa Kaleke dan peninggalan-peninggalan Kerajaan Dolo. */JEF