SIGI, MERCUSUAR – Pejabat sementara (Pjs) Bupati Sigi, Sisliandy membuka Workshop Konsultasi Publik Dokumen Kajian Risiko Bencana (DKRB) Sigi, di salah satu hotel di Palu, Kamis (26/11/2020).
Pjs Bupati Sigi dalam sambutannya mengatakan, urusan kebencanaan merupakan urusan semua elemen mulai dari pemerintah, masyarakat hingga dunia usaha. Oleh karena itu kata dia, inisiaif yang dilakukan oleh Islamic Relief ini harus didukung bersama, untuk membangun kepedulian masyarakat pada pengurangan risiko bencana terutama di Kabupaten Sigi yang merupakan daerah yang rawan akan bencana.
“Saya berharap agar dokumen kajian ini dapat diterapkan dan menjadi tanggung jawab bersama untuk menindaklanjutinya,” ujarnya.
Dokumen ini harus menjadi basis data, informasi dan kajian yang dijadikan acuan untuk mengembangkan perencanaan strategis penanggulangan bencana maupun pembangunan, dan dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan dan berperspektif pengurangan risiko bencana, sehingga ke depan Kabupaten Sigi dapat mengantisipasi bencana.
“Kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada seluruh yayasan dan organisasi yang telah memberi bantuan kemanusiaan, baik materi maupun peningkatan kapasitas pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sigi selama ini,” jelasnya.
Country Directur Islamic Relief World Wide, Nanang S Dirja dalam sambutannya melalui Zoom mengatakan, Islamic Relief hadir di Sulteng, tiga hari pasca bencana gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi, 28 September 2018 lalu.
Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu mencakup kegiatan tanggap bencana, data transisi pada saat pemulihan dan saat ini sedang berpartisipasi pada kegiatan pemulihan. Pada masa pemulihan Islamic Relief sudah memulai kegiatan program pengurangan risiko bencana di Kabupaten Sigi.
Ada tiga komponen yang dilakukan, yaitu pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko bencana yang berbasis masyarakat yang mencakup kesiapsiagaan, analisa risiko berbasis masyarakat, analisa kerentanan, penyusunan rencana penangguhan bencana dibasis masyarakat, rencana aksi di dalam masyarakat, dan yang utama pada kegiatan pengurangan risiko bencana ini ada komponen pendekatan keagamaannya.
Pada kegiatan penguatan ekonomi dalam masyarakat, Islamic Relief berharap akan menjadi model atau contoh yang cukup baik, penguatan di level kabupaten dengan bekerjasama dengan BPBD dan lembaga terkait
Ia mengajak stakeholder terkait untuk terus bahu-membahu dalam membangun ketangguhan di masing-masing tingkatan, sesuai dengan kemampuan masing-masing dan sesuai dengan prinsip, bencana adalah urusan kita semua bukan hanya urusan BPBD saja.
Nanang mengucapkan terima kasih, karena Islamic Relief sudah diberikan kesempatan untuk dapat berkontribusi pada pengurangan risiko bencana di Sigi. AJI