PMI Salurkan Bantuan di Huntara Jono Oge

FOTO HLLLL PMI SIGI

SIGI, MERCUSUAR – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sigi menyalurkan bantuan pada warga korban bencana gempa bumi dan likuefaksi yang berada di Hunian Sementara (Huntara) Desa Jono Oge, Selasa (24/9/2019).

“Kami mendistribusikan bantuan sebanyak 117 paket terdiri dari tiga item, berupa selimut, kelambu, serta reagent kit berisi handuk, sabun mandi, sabun cuci, sikat gigi, pasta gigi, piring, gelas, serta gayung yang dikelompokan menjadi satu paket untuk setiap kepala keluarga.” Kata Kordinator Distribusi PMI Sigi, Silvia pada wartawan Media ini.

Menurtutnya, pendistribusian tidak ada kendala dan berjalan lancer, karena warga tertib. “Kedepan PMI Sigi akan terus melakukan distribusi bantuan ke beberapa huntara yang berada di Kabupaten Sigi,” singkatnya.

Sementara, Kordinator Huntara, Zainudin M mengucapkan terima atas bantuan yang diberikan PMI, serta merasa puas karena semua warga kebagian tanpa ada yang terlewatkan.

“Terima kasih kepada PMI atas bantuan yang diberikan. Kami mengharapkan kedepannya akan ada lagi bantuan, dan kalau boleh ada bantuan berupa mata pencarian, seperti hewan ternak, karna saat ini kami sedang membentuk kelompok kerja untuk itu,” ujarnya.

Sementara salah seorang penerima bantuan, Andi Tulus juga mengucapkan terima kasih kepada PMI atas bantuannya.

Dia berharap jika kedepan bantuan yang diberikan dapat berupa bahan pokok, seperti beras, mengingat saat ini masyarakat kesulitan membeli beras karena telah kehilangan pekerjaan.

“Alhamdulillah dan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Saran saya kedepannya alangkah baiknya bantuan yang diberikan bisa berupa  beras, karena bantuan semisal ini biasanya hanya dijual kemudian uangnya digunakan untuk membeli beras. Kalaupun tidak dijual barangnya juga mubazir, karena dari dulu bantuan seperti ini sudah banyak,” ujar Tulus.

Dia menambahkan, warga yang berada di huntara umumnya bekerja sebagai petani dan tidak dapat lagi mengolah tanahnya karena irigasi yang sudah tidak ada (rusak) pascagempa, sehingga kehilangan mata pencarian. Berbeda dengan mereka yang bekerja sebagai pegawai negeri dan suwasta,” tutupnya. MG 1

Pos terkait