SIGI, MERCUSUAR – Pondok pesantren (Ponpes) diharap menjadi tonggak implementasi empat pilar kebangsaan, dan para santri adalah generasi milenial penerus kemajuan bangsa menjadi agen perubahan yang mampu menggerakan roda zaman dan memberi warna serta corak kehidupan bangsa.
Hal itu dikatakan oleh anggota DPR RI, Drs H Anwar Hafid saat sosialisasi empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika di Aula Ponpes Madinatul Ilmi Dolo Kabupaten Sigi, Jumat ( 25/9/2020).
Menurut Anwar Hafid, sosialisasi empat pilar kebangsaan penting karena MPR menilai masih banyak penyelenggara negara dan kelompok masyarakat yang belum memahami dan mengerti tentang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
“Tanpa gerakan nasional pemasyarakatan dan pembudayaan Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, eksistensi dan peranannya dari waktu ke waktu akan memudar,” ujar Anwar Hafid pada kegiatan yang turut dihadiri Pimpinan Ponpes Madinatul Ilmi Dolo, Al-Habib DR Syaid Ali Hasan Al Jufri Lc MA dan anggota DPRD Sigi, Ustad Anas Umar LcM.Hi.
Apalagi, katanya, sejak masa reformasi semua tingkatan sekolah tidak lagi mewajibkan pembelajaran mengenai Pancasila dan budi pekerti. sehingga terjadi kekosongan dalam pembangunan jiwa nilai-nilai kebangsaan.
Selain itu, derasnya arus informasi yang tidak bisa terbendung dengan kemajuan teknologi, sehingga para pemuda terpengaruh dengan hidup modern dan melupakan jati diri bangsa. “Oleh karena itu perlu suntikan nilai- nilai jati diri bangsa bahwa kita memiliki nilai-nilai, seperti Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Mengisi ruang-ruang disanubari para pemuda kita bahwa bangsa ini berdiri dengan perjuangan yang tidak mudah,” katanya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengingatkan untuk tetap mematuhi protocol kesehatan ditengah pandemi COVID-19. “Tetap gunakan masker, menjaga jarak serta mencuci tangan. Karena saat ini terpapar COVID-19 mengalami peningkatan,” imbaunya.
Dia juga juga menekankan bahwa COVID-19 bukanlah penyakit yang menakutkan, karena berdasarkan data bahwa angka kematian terbesar bukan disebabkan COVID-19, tetapi akibat penyakit jantung, liver dan TBC. UTM