SIGI, MERCUSUAR – Bidang Perlindungan Anak Yayasan Plan International Indonesia (YPII), Unsiyah Siti Marhama mengatakan keberadaan rumah anak anak memiliki fungsi untuk memulihkan kembali kejiwaan para anak-anak yang menjadi korban pascabencana gempa bumi, tsunami, likuefaksi yang melanda Kota Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) pada September 2018 lalu.
“Dukungan dalam bentuk pembanguan rumah ramah anak ini untuk memberikan kebebasan kepada anak-anak dalam beraktivitas dan bermain, sehingga kita harapkan rasa trauma akan bencana bisa mereka lupakan,” ujarnya, Kamis (28/3/2019) saat peresmian rumah ramah anak ‘Rumah Kencana’ di Desa Sibalaya Utara, Kecamatan Tanambulava, Sigi, Kamis (28/3/2019).
Dikatakan Unsiyah ada sekira 200 anak di Desa Sibalaya Utara yang kini sudah bisa merasakan langsung bantuan, berupa alat dan perlengakapan penunjang pendidikan.
Olehnya, ia harap keberadaan rumah ramah anak ini dapat lebih memotivasi anak-anak di desa tersebut mewujudkan cita-cita mereka.
Sementara, Romlah wanita di desa tersebut yang direkrut sebagai tenaga pengajar di rumah ramah anak ‘Rumah Kencana’ mengatakan ia berterima kasih pada NGO yang telah memberikan sosialisasi dan materi mengenai perlindungan anak, khususnya anak-anak yang terdampak langsung bencana.
“Seperti kita ketahui, kalangan yang paling rentan dalam setiap bencana salah satunya adalah anak-anak dan perempuan. Sehingga saya bersyukur dengan bantuan rumah ramah anak yang ada di Desa Sibayala Utara ini,” ujarnya.
YPII bersama sejumlah NGO merencanakan akan membangun sebanyak 20 unit ruang atau rumah ramah anak yang tersebar di 26 desa dampingan di wilayah Pasigala. Saat ini telah terbangun enam unit rumah ramah anak. AMR