PALU, MERCUSUAR – Memulai pekerjaan tahap II program padat karya atau Bantuan Non Tunai (BNT) di kabupaten Sigi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Relawan untuk Orang dan Alam (ROA) Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar sosialisasi penggunaan alat
kerja dan keselamatan kerja pada penerimaan manfaat padat karya di desa Lolu, Selasa (22/1/2019).
Dalam kegiatan tersebut, ROA bekerjasama dengan BPJS
Ketenagakerjaan memberikan sosialisasi mengenai keselamatan kerja bagi penerima manfaat padat karya yang nantinya akan bekerja selama 25 hari membersihkan puing-puing bangunan
yang rusak akibat gempa.
ROA juga telah mendaftarkan seluruh pekerja tahap II sebagai
peserta BPJS ketenagakerjaan, sehingga jika terjadi kecelakaan kerja selama program padat karya berlangsung, para pekerja sudah terlindungi.
Rahma Bakri dari BPJS tenaga kerja cabang Palu mengatakan,
banyak manfaat yang dapat diperoleh penerima manfaat padat karya yang telah terdaftar di BPJS ketenagakerjaan.
Diantaranya kata dia jaminan keselematan kerja (JKK), dimana program ini ialah perlindungan atas risiko kecelakaan kerja.
Dia mengatakan, jika peserta atau pekerja mengalami kecelakaan maka BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan perlindungan
berupa seluruh biaya perawatan di rumah sakit.
“Kalau ada pekerja peserta BPJS Ketenagakerjaa mengalami
kecelakaan mulai dari berangkat dari rumah ke kantor balik ke rumah mengalami kecelakaan dan harus dirawat di rumah sakit,
maka seluruh biaya perawatan akan ditanggung BPJS
Ketenagakerjaan,” kata Rahma saat memberikan sosialisasi
kepada 150 orang penerima manfaat padat karya des Lolu.
Manfaat lain kata dia adalah program jaminan kematian (JKM). Rahma menuturkan, BPJS Ketenagakerjaan akan memberikan manfaat berupa uang tunai kepada ahli warisnya.
Ditempat yang sama Basyari dari UNDP juga memberikan
sosialisasi terntang penggunaan alat kerja yang akan dipakai saat penerima manfaat padat karya bekerja dilapangan.
Basyari mengingatkan kepada seluruh pekerja untuk selalu
mematuhi peraturan kerja sehingga dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti terjadinya kecelakaan yang dapat membahayakan jiwa.
“Seluruh perlengkapan keselamatan kerja yang nantinya diberikan seperti helem, sarung tanga, sepatu both, rompi dan kacamata wajib digunakan saat melakukan pekerjaan. Ini harus
diperhatikan, sebab jika salah satu kelengkapan saja tidak
digunakan akan sangat membahayakan,” kata dia.
Bersama Badan PBB untuk Pembangunan (UNDP), ROA Sulteng kembali memberdayakan 640 penyintas bencana di Sigi dan Donggala melalui program padat karya atau BNT.
Tahap pertama program padat karya melibatkan 300 orang di
desa Lolu, desa Jono Oge dan desa Mpanau di Kabupaten Sigi.
Program ini bermitra dengan LSM ROA, Perkumpulan Inovasi
Komunitas (Imunitas) dan Yayasan Mitra Karya Membangun
(YMKM).
Program Padat Karya akan memperkerjakan 3500 orang –
40 persen diantaranya adalah perempuan – sampai akhir
Januari.TIN