SIGI, MERCUSUAR – Rencana Pembangunan Industri Kabupaten (RPIK) landasan utama didalam perencanaan industri daerah 20 tahun. Isu utama dan ‘urgen’ adalah berkaitan dengan pembenahan sektor perindustrian, yaitu bagaimana mengatasi dan mengurai.
Permasalahan pembangunan industry, seperti masih lemahnya daya saing hasil industri nasional dan daerah termasuk hasil industri.
Demikian dikatakan Wakil Bupati (Wabup) Sigi Paulina saat membuka forum Group Discussion (FGD) RPIK di Hotel The Sya, Kamis (30/8/2018).
Sektor pertanian, lanjut Wabup, masih menjadi sektor yang memberi kontribusi paling tinggi dalam struktur perekonomian Kabupaten Sigi. Olehnya, diharapkan sektor perindustrian mampu mendorong peningkatan nilai tambah hasil pertanian dalam arti luas di Kabupaten Sigi.
Salah satu satu syarat untuk mencapai kesejahteraan masyarakat, katanya, yaitu bergesernya perekonomian dari sektor tradisional atau pertanian ke sektor modern atau industry. Hal itu sejalan dengan program pemerintahan Sigi saat ini, yakni program prioritas Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan (RPKP) Magaya dan Sigi Hijau.
“Semoga dengan pelaksanaan Focus Group Discusion RPIK tahun 2018-2038 ini dapat memberikan arah yang jelas terhadap laporan utuh penyusunan dokumen RPIK yang nantinya akan dimatangkan melalui FGD tim ahli bersama kelompok kerja (Pokja) dan stkholders lainnya. Sehingga dokumen yang dihasilkan dapat berdampak positif bagi para pelaku industri kecil menengah (IKM) dan sektor perdagangan, yaitu peningkatan daya saing IKM melalui sinkronisasi kebijakan industri antara pusat, provinsi dan Kabupaten Sigi, sekaligus dapat menghasilkan dokumen yang komprenship, implementatif dan mampu menerjemahkan visi misi Pemkab Sigi khususnya dibidang industri,” jelas Wabup.AJI