Sigi Prioritas Program Desa Cerdas

FOTO PROGRAM PRIORITAS

SIGI, MERCUSUAR – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Sigi dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) memprogramkan desa cerdas (Smar Vilage).

Kepala Bidang Informasi Komunikasi dan Persandian Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Sigi, Jemi F Tompira mengatakan saat ini rata-rata pemerintah daerah (Pemda) rata lebih memprioritaskan untuk pengembangan smar city.

Hanya saja, karakteristik Kabupaten Sigi yang sebagian besar disanggah oleh wilayah pedesaan, hingga Sigi lebih fokus kepada pemberdayaan masyarakat desa dengan program smar village.

Namun demikian bukan berarti tidak mau memprioritaskan untuk mencapai smar city, tetapi kami lebih fokus kepada pemberdayaan masyarakat desa dengan program smar village (Desa Cerdas).

“Program ini bertujuan mengembangkan teknologi informasi  dan komunikasi dalam berbagai bidang di desa, untuk mewujudkan kemandirian masyarakat desa yang cerdas Iptek dan mengembangkan semangat pembangunan di desa,” jelasnya.

Apalagi, sambungnya, saat ini zamannya telekomunikasi serta sudah masuk ke dunia revolusi industri. Olehnya, setiap perkembangan zaman khususnya teknologi harus bisa bersaing.

Untuk Sigi wilayah lembah, lanjut Jemi, didukung oleh salah satu jaringan internet yang mudah diakses. Sementara di wilayah terpencil Sigi sudah dilakukan kerjasama dengan PT Telkom terkait pemasangan jaringat internet Mangoesky. “Saat ini sudah ada lima desa di Sigi yang sudah kerjasama dengan PT Telkom yang sudah menggunakan layanan internet Mangoesky. Lima desa tersebut meliputi Desa Sungku, Bolapapu, Namo, Rantewulu dan Desa Porelea Makuhi (Polma) di Kecamatan Kulawi,” jelasnya.

Untuk anggaran pengembangan program tersebut akan komunikasikan denga PT Telkom, Kementerian Kominfo dan Kemendes PDTT.

Kepala Dinas PMD Kabupaten Sigi, Anwar mengatakan Dinas PMD dan Dinas Kominfo Sigi sudah berkoordinasi untuk melaksanakan program smar city.

Hal itu Sesuai nawacita Presiden Joko Widodo bahwa pembangunan dari pinggiran.

“Kita mencoba untuk membangun dari pinggiran. Artinya kita membangun dari desa. Kita belum ke smar city tapi kita lebih ke smar village,” jelasnya.

Ditambahkannya, ketika desa sudah cerdas otomatis akan menjadi tolak ukur juga untuk kabupaten. “Orang beranggapan desanya saja sudah cerdas dan maju, tentu kabupatenya sudah maju,” kata Anwar.AJI               

 

Pos terkait