Ujung Tombak Pelaksanaan PRB

FOTO PELATIHAN SIGI

SIGI, MERCUSUAR – Tim siaga bencana desa dapat menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan kegiatan pengurangan risiko bencana (prb) di level desa. Olehnya diharapkan Kepala Desa mendukung setiap kegiatan PRB dan merencanakan kegiatan PRB dalam rencana pembangunan desa.

Demikian dikatakan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesramas Setdakab Sigi, Andi Ilham membacakan sambutan Bupati Sigi saat penutupan pelatihan kajian kapasitas dan kerentanan secara partisipatif untuk tim siaga bencana Sigi di Hotel Best Western Palu, Jumat (1/11/2019).

Saat ini, lanjutnya, telah terbentuk kelompok siaga bencana di Desa Mpanau, Jono Oge dan Desa Lolu, Kecamatan Sigi Biromaru. Kapasitasnya telah ditingkatkan melalui pelatihan, agar dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi ancaman bencana di wilayah Kabupaten Sigi.

“Setelah pelatihan ini diharapkan peserta dapat membagikan pengetahuan yang didapat kepada masyarakat yang berada di tempat tinggalnya. Dapat melakukan kajian ancaman kerentanan dan kapasitas di desa masing-masing menggunakan teknik yang sudah dipelajari. Dapat menyusun rencana aksi komunitas bersama dengan masyarakat desa, sehingga kegiatan yang dilakukan di desa dapat mengurangi risiko apabila terjadi bencana dan memastikan bahwa pengurangan risiko bencana menjadi sebuah prioritas pembangunan di desa,” ujarnya.    

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sigi, Asrul Repadjori dalam sambutannya mengapresiasi Islamic Relief dan Imunitas atas dilaksanakannya pelatihan kajian kapasitas dan kerentanan secara partisipatif untuk tim siaga bencana Sigi tahun 2019.

Manajer Islamic Relief Palu, Novanto Agus mengatakan paling penting dalam kegiatan itu adalah untuk mengurangi risiko bencana.

“Apapun yang kita lakukan, apabila tidak berbasis kepada risiko bencana tentunya ada hal-hal yang terlewatkan,” katanya.

Panitia kegiatan, Sri Idawati dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan itu bertujuan untuk melatih tim siaga bencana di tiga desa, yakni Desa Mpanau, Lolu dan Desa Jono Oge, untuk melakukan kajian kerentanan kapasitas secara partisipatif.

“Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak tiga Angkatan, dengan jumlah peserta 96 orang,” tutupnya. AJI

Pos terkait