YPI-CRS Pasang Rambu Bencana Untuk Masyarakat

YPI

SIGI, MERCUSUAR – Sebagai salah satu upaya pengurangan resiko bencana, Yayasan Pusaka Indonesia (YPI), CRS dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, memasang secara simbolis rambu-rambu rawan bencana, sebagai langkah awal rencana aksi pengurangan risiko bencana yang dilakukan oleh komunitas. Rambu yang dipasang untuk wilayah Kabupaten Sigi, meliputi Desa Bolapapu, Namo, Salua di Kecamatan Kulawi dan Desa Tuva di Kecamatan Gumbasa, merupakan upaya kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Kabid Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sigi, Sri Idawati, mengapresiasi pemasangan rambu-rambu bencana yang dilakukan YPI, CRS dan Kelompok Pengurangan Risiko Bencana (PRB) desa. Ini kata dia, merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan kesiapsigaan terhadap bencana di Kabupaten Sigi.

Rambu ini kata dia, setidaknya dapat menjadi peringatan kepada warga sekitar, agar tetap waspada jika menghadapi situasi bencana.

“Rambu itu juga dipasang untuk meminimalisir potensi terjadinya korban jiwa dan sumber kehidupan akibat bencana. Masyarakat yang berdomisili pada daerah yang berbahaya, dapat menyelamatkan diri di titik kumpul yang aman,” sebutnya.

Bencana kata Sri, menjadi urusan bersama, di mana bencana bisa datang kapan saja. Bukan hanya pemerintah, harapannya sinergi pemerintah daerah serta masyarakat, bersama membangun masyarakat  Kabupaten Sigi sadar bencana dan paham apa yang dilakukan.

Sementara itu, Koordinator Program YPI-CRS, Marjoko mengungkapkan, sebenarnya tempat titik kumpul, jalur evakuasi dan tanda bahaya lainnya, sejatinya sudah cukup familiar di masyarakat, artinya sebagian besar masyarkat sudah mengetahuinya, tetapi masyarakat biasanya bingung dan panik saat terjadinya bencana.

Karenanya, pihaknya juga akan melakukan simulasi kesiapsiagaan bencana. Hal itu dirasa perlu agar masyarakat semakin siap, apalagi sudah terpasang rambu. Marjoko berharap, masyarakat semakin tangguh dan kerugian akibat munculnya bencana semakin diminimalisir.

“Untuk tahap awal kami akan pasang sebanyak enam puluh unit dan selanjutnya akan dipasang empat puluh unit lagi. YPI dan CRS juga membagikan megaphone, sebagai bagian dari upaya sistem peringatan dini, di saat bencana dating,” kata Marjoko

Sementara itu, Senior Project Officer dari CRS Indonesia untuk Program Disaster Risk Reduction-Livelihood (DRR-Livelihood), Djuneidi Saripurnawan menyatakan, yang lebih penting daripada rambu-rambu tersebut, adalah kesadaran dan pemahaman warga yang terancam bencana, untuk bisa melakukan evakuasi mandiri, tinggal mengikuti petunjuk yang ada di jalan dan tempat-tempat tertentu, di mana berkumpul, sudah ada rambu titik kumpul.

“Setiap jalur yang sering dilewati dipasangi rambu sebagai petunjuk, sehingga saat bencana akan membantu mengarahkan warga yang umumnya panik ketika terjadi bencana. Yang perlu kita lakukan adalah menjaga kesadaran bersama, pemahaman dan sikap positif terhadap situasi bencana, agar dapat meminimalkan dampak dan korban jiwa, dan Kelompok Forum PRB ke depannya dapat terus menerus mensosialisasikan ini kepada masyarakat,” pungkasnya. */JEF

Pos terkait