4.700 Ton Beras Thailand Tiba di Palu

PALU, MERCUSUAR – Sebanyak 4.700 ton beras impor yang dikirim langsung dari Thailand, diangkut menggunakan kapal berbendera Vietnam, tiba di Pelabuhan Pantoloan Palu, Minggu (19/11/2023).

Setelah melalui proses administrasi dan pemeriksaan lanjutan, beras tersebut lalu diangkut dari Terminal Petikemas Pelabuhan Pantoloan Palu menuju Gudang Bulog.

Pemimpin Wilayah (Pimwil) Perum Bulog Sulteng, Heriswan mengatakan, direncanakan total beras impor dari Thailand yang dikirim ke Sulteng sebanyak 20.000 ton.

“Rencananya 20.000 ton. Ini tahap pertama, ke depan akan ada lagi,” kata Heriswan.

Beras tersebut diproyeksikan memenuhi stok kebutuhan untuk masyarakat Sulteng, utamanya jelang perayaan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 mendatang.

“Saat ini, stok yang ada di gudang lebih kurang 5.000 ton, ditambah dengan yang ini menjadi lebih 9.000 ton. Nanti yang dari panen akan kita serap juga,” ujarnya.

Jumlah stok tersebut, lanjut Heriswan, nantinya digunakan untuk berbagai program, seperti alokasi bantuan pangan pada bulan Desember 2023 sekira 2.400 ton, serta kegiatan-kegiatan pasar murah bersama Pemerintah Daerah, serta Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

“Kita distribusikan juga untuk memenuhi kebutuhan di cabang-cabang,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulteng, Doni Setiawan menyampaikan kedatangan beras impor tersebut akan menambah ketahanan pangan di Sulteng.

“Insyaallah, hingga akhir tahun kondisi beras kita aman,” kata Doni.

Ia mengatakan, pihaknya turut membantu memastikan keamanan dan kelancaran pendistribusian beras impor tersebut sampai ke gudang Bulog.

“Kami juga memastikan kebutuhan bahan bakar untuk kendaraan pengangkut tercukupi, selama proses pengangkutan yang diprediksi sampai 8 hari,” imbuhnya.

TREN HARGA BELUM TURUN

Doni mengungkapkan, saat ini tren harga beras di pasaran belum mengalami penurunan. Disperindag akan memantau kembali setelah proses ditribusi usai adanya penambahan stok beras impor.

“Yang pasti, secara psikologis pasar mengetahui kalau ketersediaan stok kita ini lebih dari cukup, mungkin akan membuat harga di pasaran bisa terkoreksi. Ditambah lagi, kemungkinan Desember ini masuk musim panen di daerah penghasil, kita berharap akan ada tren penurunan harga ke depannya, asalkan tidak ada kejadian-kejadian luar biasa,” pungkas Doni. IEA

Pos terkait