SIGI, MERCUSUAR- Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupaten Sigi berjumlah 30.000 dan yang terdampak bencana pada September 2018 lalu, mencapai 3006 pelaku usaha. Namun dari jumlah tersebut, pelaku usaha yang sudah dibantu Pemerintah maupun NGO sudah mencapai 615 pelaku usaha.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Sigi, Samuel Yansen Pongi, kepada wartawan media ini, di ruang kerjanya, kemarin.
Dari 615 pelaku usaha yang dibantu, sebagian sudah bangkit secara mandiri. Akan tetapi sebagian pelaku usaha masih di intervensi dengan program.
“Para pelaku usaha ada yang kita bantu dengan bantuan uang dari bantuan kementerian untuk wirausaha pemula, berupa uang tunai. Selanjutnya bantuan peralatan dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sigi,” terang Samuel.
“Hasil pantauan pendamping usaha Dinas Koperasi dan UMKM Sigi, sebagian besar pelaku usaha yang dibantu berjalan normal. Ada yang betul-betul setelah dibantu, belum signifikan keberhasilannya. Tetapi akan terus kami pantau melalui sarjana pendamping usaha. Monitoring kami lakukan secara rutin setiap bulan ke pelaku usaha,” tambahnya.
Masih kata Samuel, ada juga masyarakat yang beralih profesi untuk mata pencariannya, yang sebelumnya menjadi petani sekarang sudah menjadi tukang dan sebagainya.
Contohnya di Desa Mpanau, Jono Oge, Lolu, dan Desa Sidera, Kecamatan Sigi Biromaru, mereka sebelumnya adalah petani, karena sawahnya tidak teraliri air irigasi gumbasa karena bencana, sekarang mereka alihkerja menjadi tukang dan buka bengkel, sebagai mata pencaharian.
“Untuk pelaku usaha yang sebelumnya membuka bengkel atau usaha air isi ulang yang terdampak bencana, mereka kita bantu dengan barang sesuai peralatan usaha mereka dan yang beralih profesi kita berikan pelatihan,” tutup Samuel.AJI