POSO, MERCUSUAR – Ratusan pemuda dari berbagai desa wilayah Kabupaten Poso, berkumpul di Desa Pinedapa, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Kamis (15/9/2022). Mereka berkumpul untuk mengikuti Jelajah Budaya Rumah KITA Poso yang diselenggarakan Institut Mosintuvu bersama Pemerintah Desa (Pemdes) Pinedapa.
Gerakan bersama masyarakat akar rumput ini untuk mengembangkan, menguatkan nilai-nilai kebudayaan tana Poso untuk kehidupan yang berkedaulatan rakyat.
Dalam Jelajah Budaya Rumah KITA Poso di Desa Pinedapa, setiap perwakilan pemuda dari desa menelusuri dan bertemu 16 keluarga, mencicipi kuliner, mendengarkan dan menyanyikan lagu daerah, mengamati baju adat, mencoba mengucapkan bahasa daerah dan melihat keunikan dari 16 suku tersebut.
Usai melakukan kunjungan, dilakukan penandatanganan piagam keberagaman dan menetapkan Desa Pinedapa sebagai desa Keberagaman di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang dilakukan oleh perwakilan masing-masing suku, agama dan desa pada sehelai kain putih.
Kepala Desa Pinedapa Mardianus Ndele mengatakan, Pinedapa dalam bahasa Napu pertemuan. Di desa ini, terdapat 24 suku dari seluruh Indonesia, tinggal dan bermukim di Desa Pinedapa.
Mardianur Ndele menceritakan bahwa, desa yang saat ini berpenduduk 1.367 jiwa, awalnya dihuni oleh warga suku Napu yang terbentuk tahun 1900-an.
Desa ini kemudian berkembang dan mulai dihuni oleh berbagai suku dan agama, hingga pada tahun 1920 Pinedapa menjadi desa definitif.
“Menjadi sejarah dan kebanggaan tersendiri sebab di Desa Pinedapa ternyata ada 24 suku, dan sampai saat ini tidak pernah terjadi konflik baik suku maupun agama,” kata Mardianus.
Dia menjelaskan bahwa, kegiatan jelajah budaya diikuti 186 anak-anak muda dari 24 desa berada di wilayah Kabupaten Poso.
“Sepanjang hari tadi anak-anak melakukan jelajah budaya ke 16 suku yang ada di Desa Pinedapa, dengan menampilkan baju adat dan kulinernya. Sebenarnya ada 24 suku di wilayah desa Pinedapa ini,” ujarnya.
Selaku pemerintah, ia berpesan ke semua elemen masyarakat, khususnya warga Kabupaten Poso , kiranya dalam kegiatan hari ini merupakan sejarah bagi desa Pinedapa.
“Kegiatan jelajah budaya ini tidak berakhir disini saja, tapi berkelanjutan,” sebutnya.
Ia menyebutkan, dipilihnya Desa Pinedapa sebagai desa keberagaman, sebab selama ini ada 24 suku mendiami Pinedapa.
“Hasil survey dari mereka sebelumnya ada 16 suku yang ada, tapi seiring berjalannya waktu sampai hari ini sudah 24 suku di antaranya, suku Buton, Bugis, Flores, Sanger, Bima, Toraja, Bali dan lainnya,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Pendeta GKST Eklesia desa Pinedapa, Pdt. Non Riwi mengatakan, dalam kegiatan jelajah budaya ini terdapat kebersamaan persatuan dan kesatuan sebagaimana semboyan bhineka tunggal Ika berbeda-beda tetap satu.
“Kegiatan jelajah budaya ini dikuti utusan dari berbagai daerah di wilayah kabupaten Poso,” ujarnya.
Ia mengatakan, walaupun belum lama tinggal di desa Pinedapa meski ada keberagam dan perbedaan tapi dapat disatukan dengan saling menghargai dan menghormati satu dan lainnya.
Sementara itu Imam mesjid desa Pinedapa, Muhammad Salman berharap kedepan kegiatan semacam ini tetap dilaksanakan untuk mempererat persatuan dan kesatuan, terutaman dikalangan generasi muda. TIN