Akademisi UGM Kunjungi Desa Terpencil

thumbnail.php_-750x400

PARMOUT, MERCUSUAR – Guru besar yang juga pakar stunting Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Dr KRT Adi Heru Husodo MD MSc Sp DLP sembangi warga desa terpencil, yakni Desa Bainaa Barat dan Desa Ogoalas, Kecamatan Tinombo, Parigi Moutong (Parmout), akhir pekan lalu.

Peninjauan oleh Prof Adi Heru Husodo yang didampingi Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Parmout, Fauzia Alhadad SKM M.Kes bersama tim Dinkes serta Bapelitbangda Parmout itu, untuk memastikan apakah benar banyak stunting di desa tersebut.

Plt Kepala Puskesmas Tinombo, Fauzia menerangkan bahwa stunting di Desa Bainaa Barat dan Desa Ogoalas masih banyak.

Di Desa Ogoalas, katanya, berdasarkan data 2018 kasus stunting sejumlah 17 orang dari 3.041 jiwa jumlah penduduk. 

“Kasus Stunting di Desa Ogoalas tahun 2018 kurang lebih 17 orang, kemungkinan ini akan bertambah di 2019,” kata Fauziah pada wartawan Media ini. 

Untuk meminimalisir kasus tersebut, lanjut Fauziah, Dinkes Parmout terus melakukan sejumlah upaya untuk dapat menurunkan angka stunting di Parmout, khususnya di Kecamatan Tinombo. 

Sementara itu, Prof Adi Heru Husodo mengatakan perlu adanya kerja sama semua ‘leading sector’ dari berbagai bidang, agar stunting dapat dihilangkan. 

“Memang perlu kerja sama semua sektor, Dinas Kesehatan tidak bisa bekerja sendiri harus ada bekingan dari stakeholder terutama masyarakat ditingkat keluarga itu sendiri,” ujarnya. 

Secara lingkup, kata dia, jalur transportasi harus diperbaiki, pelayanan kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan, seperti posyandu, KB, imunisasi, pemberian vaksinasi, perbaikan sanitasi lingkungan, peningkatan gizi dan penyuluhan kesehatan.

“Yang terpenting untuk menurunkan angka stunting adalah perbaiki lingkungan keluarga dulu, setelah itu infrastruktur dan peningkatan kesehatan,” tutupnya. TIA

 

 

Pos terkait