listrik bergilir yang terjadi di Kabupaten Morowali belakangan ini, menjadi sorotan berbagai pihak. Pasalnya, akibat dari pemadaman listrik tersebut dianggap sangat merugikan dan mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat, serta menghambat pelayanan kesehatan, pendidikan, perkantoran dan aktivitas publik lainnya.
Setelah AMMM melakukan aksi unjuk rasa, kali ini pada Selasa (16/11/2021), PLN ULP Bungku kembali digeruduk oleh massa asal Kecamatan Bahodopi, yang tergabung dalam Aliansi PELITA (Pelanggan Listrik Menggugat).
Aksi yang dipimpin oleh Koordinator Lapangan, Yopi, dalam orasinya mengatakan, saat industri di Morowali berkembang pesat dengan nilai investasi yang sangat fantastis, dan disebut sebut sebagai pabrik terbesar se-Asia Tenggara, ternyata masyarakatnya masih mempersoalkan, meributkan listrik yang tak kunjung membaik, normal, dan tak mengalami peningkatan kualitas.
Padahal, kata Yopi, dengan hadirnya investasi besar pada suatu daerah, bisa memberikan dampak positif, perubahan yang lebih baik, di mana investasi itu berada, namun persoalan listrik saja tak kunjung teratasi.
“Pasokan listrik di PT IMIP sangat melimpah, PLTU-PLTU yang berdiri kokoh berjarak tak jauh dari pemukiman warga itu, sebenarnya bisa jadi solusi dari defisit daya yang kita alami saat ini, sayangnya, PLN ULP Bungku tidak memafaatkan keberadaan kelebihan daya, untuk membangun kerja sama dan melakukan pembelian daya listrik ke perusahaan tersebut. Kabarnya, PLN Rayon Bungku pada tahun 2017, telah melakukan kerjasama untuk pembelian daya listrik sebesar 5 mw kepada PT IMIP, sebagai solusi permasalahan listrik yang dialami masyarakat Bahodopi saat itu,” ungkap Yopi.
Jika pembelian daya listrik pada tahun 2017 menjadi solusi atas permasalahnya listrik kala itu, lanjut Yopi, mengapa PLN tidak melakukan lagi pembelian daya tambahan, sebagai solusi jitu untuk mengatasi defisit listik Morowali hari ini.
“Infromasi terbaru, PLN Rayon Bungku akan memutuskan Kerjasama pembelian daya di PT IMIP dan lebih memilih membeli mesin diesel, ketimbang melakukan pembelian daya tambahan ke PT IMIP, sebagai solusi atas persoalan defisit daya yang kita alami hari ini. Sialnya, pilihan untuk menambah unit tersebut ternyata juga tak mampu untuk meniadakan pemadaman listrik di Morowali, spekulasi dan anggapan miring pun mencuat di tengah masyarakat, dugaan oknum PLN berbisnis dari proyek pengadaan mesin, pengadaan BBM hingga pemeliharaan mesin pun, sempat jadi perbincangan, karena PLN lebih memilih untuk melakukan pembelian mesin diesel daripada harus menambah daya ke PT IMIP,” urainya.
Dalam pernyataan sikap tersebut dikatakan, jika ditelisik lebih jauh, ternyata nilai kontrak pembelian kWh listrik PLN ke PT IMIP termurah se Indonesia, dengan harga Rp720,00,-/kWh, jauh lebih murah jika dibandingan pembelian PLN ke pihak swasta lainnya, yaitu Rp1.050,00,-/kWh di Indonesia (harga SNI).
Aksi tersebut nyaris ricuh karen sempat terjdi adu mulut antara pihak kepolisian dengan para pengunjuk rasa, namun akhirnya dapat ditenangkan kembali.
Perwakilan massa pun kemudian diundang untuk mengikuti zoom meeting di ruang kantor PLN Bungku dengan pihak PLN Suluttenggo, PLN Pusat dan PLN ULP Bungku, yang menghasilkan kesepakatan. Kesepakatan itu, antara lain sebagai berikut, Pertama, PLN UIW Suluttenggo dengan pembangkit 9 unit mesin beroperasi, perbaikan 2 unit yang sementara perbaikan (generator) estimasi selesai pada akhir November 2021, kemudian akan ada penambahan mesin pembangkit 6 MW dari Kotamobagu untuk solusi jangka pendek, dan sementara dilakukan pembangunan jaringan transmisi dengan interkoneksi Sulselrabar, untuk melayani suplay daya ke Bungku dan Morowali, sampai pada Tahun 2023 untuk solusi jangka panjang.
Kedua, PLN UIW Suluttenggo sementara melakukan pembahasan dan negosiasasi untuk penambahan daya dan perpanjangan kontrak dengan PT IMIP untuk mengatasi pemadaman yang terjadi di daerah Bungku dan Morowali. Ketiga, PLN ULP Bungku telah menekan Losis yang terjadi akibat pencurian listrik pada Oktober 2021, dan mohon dilaporkan jika menemukan pencurian atau bentuk apapun yang dapat merugikan.
Keempat, PLN ULP Bungku akan melakukan penambahan 6 unit gardu pada lokasi Morowali untuk mengatasi tegangan drop. Kelima, PLN ULP Bungku sudah menyurat ke UP3 Palu, untuk melakukan penambahan petugas di wilayah Bahodopi, untuk mempercepat pelayanan gangguan pelanggan.
Keenam, PLN ULP Bungku mengupayakan tidak akan ada lagi pemadaman sampai dengan bulan November 2021 di wilayah Bahodopi. Ketujuh, PLN ULP Bungku mengupayakan untuk daerah Bahodopi tidak akan merasakan pemadaman bergilir lagi.
Kesepakatan tersebut kemudian ditandatangani oleh perwakilan massa aksi, perwakilan Polres Morowali, perwakilan Kodim 1311/Morowali, dan pihak PLN ULP Bungku. BBG