DONGGALA, MERCUSUAR – Polres Donggala memperlihatkan ketegasannya dengan melakukan pembubaran paksa aksi demontrasi, yang dilakukan kelompok masyarakat Loli Raya, Senin (27/9/2021).
Aksi demonstrasi dengan cara menutup jalan nasional di poros Palu Donggala, Desa Loli Tasiburi Kecamatan Banawa, mengakibatkan kemacetan yang panjangnya lebih dari satu kilometer, dari arah Palu maupun dari arah Donggala.
Kemacetan ini sangat merugikan para pengguna jalan, yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan tuntutan para pendemo, terkait bantuan pascabencana alam gempa bumi tsunami 28 September 2018.
Aksi penutupan jalan dimulai pada siang hari dan berlangsung hingga sore hari, dalam cuaca yang panas terik.
Kapolres Donggala, AKBP Yudie Sulistiyo yang hadir memantau langsung aksi demonstrasi itu, pada awalnya memenuhi permintaan para pendemo yang digalang oleh Wiwin, untuk menghadirkan Bupati Donggala, Kasman Lassa.
Bupati pun hadir bersama Kepala Dinas Perkimtan Donggala, Heppy SH Noor dan Kepala BPBD Donggala, Akris Fatah, serta perwakilan dari Kementrian PUPR, yang melaksanakan pembangunan huntap di daerah Loli Raya.
Bupati mendengar dengan seksama tuntutan warga Loli Raya yang disampaikan Wiwin, yaitu pertama, meminta dana stimulan pembangunan huntap. Kedua, Pemkab Donggala diminta mengakomodir 315 warga yang belum masuk data bantuan huntap. Ketiga, segera bangun huntap di Loli Raya.
Mendengar tuntutan tersebut, bupati menjelaskan secara panjang lebar, terutama terkait dengan upaya Pemkab Donggala dalam mendukung program pembangunan huntap, dengan membayar lahan sekira Rp35 miliar untuk 11 lokasi huntap Kabupaten Donggala. Dari penyiapan lahan ini, kemudian pihak Kementrian PUPR melaksanakan pembangunan huntap.
Salah satu lokasi huntap yang hampir rampung, berada di Kelurahan Ganti, Kecamatan Banawa, sementara huntap untuk daerah Loli Raya, masih dalam proses pembangunan, namun akan selesai dibangun, hingga pertengahan 2022.
Terkait dengan permintaan dana stimulan pembangunan huntap yang anggarannya pada waktu lalu berada di BNPB dan dikelola BPBD Donggala, ditegaskan oleh bupati, anggaran tersebut telah habis dibagikan kepada masyarakat penyintas.
Pemkab Donggala telah berupaya meminta kepada pemerintah pusat melalui BNPB, namun jawaban yang diterima dinyatakan bahwa program bantuan dana stimulan sudah tidak ada lagi.
Adapun permintaan untuk mengakomodir 315 warga yang belum masuk data bantuan huntap, masih harus dikoordinasikan dengan kepala desa masing-masing warga, karena data tersebut tidak ada sebelumnya dalam BPBD Donggala.
Warga Loli Raya merasa tidak puas mendengarkan penjelasan bupati yang hampir satu jam berdiri di atas mobil pick up yang disiapkan para pendemo. Warga tetap bersikukuh akan menutup jalan sampai malam tiba, namun dengan sigap Kapolres Donggala mengatakan kepada warga Loli Raya, atas nama kepentingan umum yang menggunakan jalan raya, maka aksi penutupan jalan harus segera diakhiri.
Dalam sekejap, personil kepolisian langsung menyingkirkan benda-benda seperti kayu, pohon yang menutup jalan dan menggiring para pengunjuk rasa ke sebuah rumah yang tidak jauh dari tempat penutupan jalan.
Warga pengguna jalan langsung mengucap syukur atas aksi heroik Kapolres Donggala, yang berani bertindak tegas. Karena sebelumnya, aksi demonstrasi serupa pernah terjadi beberapa bulan sebelumnya, berupa penutupan jalan di Desa Loli Saluran, tetangga Desa Loli Tasiburi, yang dilakukan hingga larut malam. Pada saat itu pihak kepolisian seperti tidak berdaya. Namun kali ini Kapolres tidak mau mengulang kondisi serupa. HID