PALU, MERCUSUAR – Alokasi vaksin rabies untuk hewan anjing pada tahun 2021 di Sulteng berkurang, dari awalnya sebanyak 15.000 dosis menjadi hanya 10.000 dosis.
Hal itu disebutkan Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Sulteng, Dandi Alfita, Selasa (26/1/2021).
Ia menjelaskan nahwa pengurangan alokasi tersebut akibat adanya penyesuaian atau refocusing anggaran dari APBN, yang sebagian dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19.
“Ada edaran dari Menteri Keuangan, jadi untuk semua kegiatan yang bersumber dari APBN dilakukan refocusing atau penyesuaian lagi. Karena anggarannya menurun, maka target tahun ini kita turunkan menjadi 10.000 dosis,” jelas Dandi.
Menurutnya, alokasi 10.000 dosis vaksin rabies untuk anjing di Sulteng masih belum cukup.
Olehnya, ia berharap adanya dukungan dari APBD provinsi serta kabupaten dan kota, untuk menambah pengadaan vaksin tersebut.
Dengan adanya kolaborasi penganggaran tersebut, diharapkan dapat menyentuh sasaran ideal pemberian vaksin, yakni 70% dari populasi anjing yang ada di lingkungan masyarakat.
“Harapan kita dari APBD mengadakan juga, sehingga untuk mencukupkan,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, sasaran vaksinasi ditentukan pertama berdasarkan laporan kejadian warga yang terkena gigitan anjing.
Laporan tersebut, tim yang telah ditunjuk menentukan titik radius beberapa kilometer untuk melakukan vaksinasi. Tujuannya, untuk mencegah meluasnya penyebaran kasus.
Selanjutnya, sasaran vaksin juga dilakukan kepada anjing peliharaan warga di daerah. Hal itu untuk memberikan sistem kekebalan tubuh, sehingga menjaga hewan peliharaan terjangkit penyakit rabies. IEA