Anak dari Keluarga Mampu Juga Berisiko Stunting

PALU, MERCUSUAR – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulteng, Tenny C. Soriton meminta seluruh data terkait stunting yang telah diverifikasi, agar dipetakan kembali berdasarkan indikator-indikator faktor penyebab keluarga berisiko, dan segera diberikan kepada mitra.

Hal itu disampaikan Tenny, saat melaksanakan pertemuan bersama PT Bosowa Palu, Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi, Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten Sigi, Puskesmas Marawola, Perangkat Desa Binangga, Desa Beka, Desa Padende, Desa Sibedi, Satgas Percepatan Penurunan Stunting (PPS) Sulteng, serta Penyuluh Keluarga Berencana kecamatan Marawola, di ruang Pola Perwakilan BKKBN Sulteng, belum lama ini.

Tenny meminta pihak terkait untuk tidak salah kaprah terkait data, karena data yang tersedia bukan data keluarga miskin, namun data keluarga berisiko stunting. Sebab yang menjadi sasaran bukan semata-mata keluarga miskin, tetapi keluarga mampu pun bisa mendapat intervensi, karena juga berpotensi menciptakan generasi stunting akibat pemberian pola asuh yang kurang baik.

“Ekonomi mampu, ada motor, pakai kalung, akan baik-baik saja. Ini bukan persoalan pakai kalung. Semua berpotensi stunting, sekalipun keluarga itu mampu,” tuturnya.

Sementara, Koordinator Program Manager Satgas PPS, Dr. Try Nur Ekawati menyatakan, pemberian beras fortivikasi menjadi salah satu alternatif yang aman untuk mencukupi gizi keluarga.

“Sudah teruji beras fortivikasi ini aman untuk dikonsumsi keluarga, ketimbang kami memberikan suplemen vitamin yang belum tentu cocok, apalagi ibu yang sedang hamil sangat sensitif,” ujarnya.

Kepala Cabang PT Bosowa Palu, Andi Fitra Meldy mengatakan, dirinya akan mendiskusikan kembali bersama jajaran terkait bentuk intervensi yang akan dilakukan, dengan mempertimbangkan rekomendasi yang sudah dipaparkan.

Ia memastikan Bosowa siap ikut terlibat sebagai orang tua asuh mensukseskan progam pemerintah menurunkan stunting di Sulawesi Tengah, dengan menggunakan dana Corporate Social Responsibility. */AMR

Pos terkait