Anleg Identifikasi Rumor Ikan Predator di Lindu

Anggota DPRD Sigi saat berbincang dengan warga terkait identifikasi ikan predator di Danau Lindu, Jumat (15/8/2025). FOTO: IST.

SIGI, MERCUSUAR – Anggota Legislatif (Anleg) dari Komisi II DPRD Sigi, Jalil dan Fadlin mengunjungi Kecamatan Lindu selama dua hari, Kamis—Jumat (14—15/8/2025).

Kunjungan tersebut bertujuan mengidentifikasi kebenaran rumor tentang adanya ikan predator di Danau Lindu, yang diduga kuat jadi penyebab menurunnya populasi ikan mujair.

“Keberadaan ikan predator di Danau Lindu ini diduga telah menyebabkan penurunan ukuran ikan mujair. Sebelumnya, ikan mujair di danau ini terkenal dengan ukurannya yang besar dan jumbo, namun sekarang ukurannya sudah kecil,” terang Jalil.

Ia menambahkan, bahwa ikan lele di Danau Lindu menjadi predator puncak dengan ukuran cukup besar. Salah satu hasil pancingan warga bahkan mencapai berat 20 kilogram.

Untuk mengatasi masalah itu, Jalil mengusulkan beberapa solusi. Salah satunya, budidaya ikan di Danau Lindu akan mengadopsi sistem jaring terapung, sebagai alternatif jika predator tidak dapat diatasi. Pihaknya akan berkoordinasi dengan pemangku adat untuk memastikan keselarasan dengan nilai-nilai lokal.

Menurut Jalil, yang lebih mengkhawatirkan adalah persoalan limbah yang diduga sudah mengalir dan mencemari Danau Lindu, berupa limbah deterjen, limbah rumah tangga, dan limbah pestisida.

“Hal ini tentu dapat memengaruhi kualitas dan kelestarian air di danau,” imbuhnya.

Ia menegaskan, air di Danau Lindu yang menjadi habitat ikan mujair perlu dijaga kemurniannya, agar ekosistem danau tetap seimbang dan ikan mujair dapat tumbuh dengan baik, serta potensi sumber daya alam danau bisa digunakan secara berkelanjutan.

“Untuk mengatasi limbah yang mengalir ke danau itu, alternatif lain adalah membuat saluran khusus ke muara danau. Sehingga limbah tidak lagi mencemari air danau, dan dapat langsung mengalir ke sungai tanpa merusak ekosistem danau,” tandas Jalil. AJI

Pos terkait