ASN Kemenag Diminta Aktif Menulis Jurnal

KEMENAG-c04d2194
Kakanwil Kemenag Sulteng, Ulyas Taha, saat memberikan arahan sekaligus membuka ‘Coaching Clinic’ Jurnal Pusaka Volume 10 Edisi 2 dan Jurnal Educandum Volume 8 Edisi 2 Tahun Anggaran 2022, di salah satu hotel di Palu, Kamis (20/10/2022).///FOTO: LILIS/KEMENG SULTENG

PALU, MERCUSUAR – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulteng, H. Ulyas Taha meminta kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kemenag Sulteng, untuk dapat berkontribusi aktif dalam penulisan jurnal, khususnya pada jurnal terbitan Kemenag.

Hal itu disampaikannya, saat memberikan arahan sekaligus membuka ‘Coaching Clinic’ Jurnal Pusaka Volume 10 Edisi 2 dan Jurnal Educandum Volume 8 Edisi 2 Tahun Anggaran 2022, di salah satu hotel di Palu, Kamis (20/10/2022).

“Terutama bagi para pemangku jabatan fungsional, Guru, Dosen, Widyaiswara, Perencana, Analis Kebijakan, Arsiparis, dan berbagai jabatan fungsional lainnya. Kalau guru kan biasanya menulis hanya untuk kebutuhan naik pangkat,” ujar Ulyas.

Menurut Ulyas, dalam penulisan jurnal tersebut para ASN harus didorong dan dimotivasi. Seorang aparatur, kata dia, diharapkan memiliki kerangka berpikir yang baik, sehingga tidak salah pikir yang dapat mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan kebijakan.

Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Agama Makassar, Saprillah dalam sambutannya mengatakan, sedang merancang sistem pengembangan situasi, habitus intelektual di Kemenag bagi yang memiliki tanggung jawab akademik, tapi tidak terbiasa dengan budaya akademik.

Menurutnya, di Kementerian Agama belum ada otoritas intelektual yang menyebabkan budaya akademik itu muncul di kalangan guru dan fungsional lain.

“Kalau dosen iya, ada tren yang memaksa. Sehingga kami mengambil jalan lebih soft, yaitu menciptakan sistem habituasi atau pembiasaan, menciptakan kebanggaan sebagai penulis, kebanggaan yang mendorong habitat akademik tercipta,” tutur Saprillah.

Selain itu, lanjutnya, diterapkan pula metode agency, yakni di mana penulis Jurnal Pusaka bisa menjadi agen bagi orang-orang di sekitarnya untuk menulis. Penulisan ilmiah tersebut, tidak hanya menyasar pada guru atau dosen, namun para pejabat fungsional.

“Tahun depan kami harapkan ada juga penulis dari Sulawesi Tengah. Kami berharap, kelompok-kelompok ini (pejabat fungsional) harus bergerak untuk mendorong intelektualisme lingkup ASN Kementerian Agama,” ujarnya.

‘Coaching Clinic’ Jurnal Balitbang Makassar merupakan pendampingan penulisan artikel jurnal Pusaka dan Jurnal Educandum dengan menggunakan metode GROW (Goal, Reality, Option, dan Will).

Ia menjelaskan, ‘Goal’ adalah memetakan tujuan, kemudian ‘Reality’ para coach akan menelaah dan mengamati realitas kemampuan penulis dalam menulis jurnal. Lalu ‘Option’ memberikan solusi dalam penulisan artikel, dan yang terakhir ‘Will’ merupakan proyeksi ke depan dalam penulisan artikel.

Para reviewer yang dihadirkan dalam Coaching Clinic  tersebut, masing-masing utusan PR Khazanah Keagamaan dan Peradaban BRIN, Prof Dr. H. M. Hamdar Arriayah, utusan UIN Alauddin Makassar, Dr. Hj. Misykay Malik Ibrahim, dan utusan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin, Dr. Muhlis Hadrawi.

Kegiatan yang diinisiasi Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar tersebut, diikuti 51 orang peserta, yang merupakan penulis terpilih terdiri atas pejabat fungsional pada Kemenag, yakni peneliti, dosen, guru, widyaiswara, perencana, statistisi, arsiparis dan mahasiswa UIN Alauddin Makassar. */IEA

Pos terkait