ASN Kemenag Tingkatkan Kesadaran Global

Kaban Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) RI, Suyitno (kiri) saat memberi arahan kepada stakeholder Kemenag Sulteng, Rabu (30/10/2024). FOTO: HUMAS KEMENAG

PALU, MERCUSUAR – Kepala Badan (Kaban) Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) RI, Prof. Suyitno mengingatkan seluruh stakeholder Kementerian Agama (Kemenag), untuk mengawal program prioritas Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden RI.

Pernyataan tersebut disampaikan Suyitno, dalam kunjungannya ke Palu, yang juga menjadi momen silaturahmi dengan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag Sulteng, di aula Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi Sulteng, Rabu (30/10/2024).

Suyitno mengutip pesan Menteri Agama dan Wakil Menteri Agama, mengenai pentingnya Balitbang Diklat sebagai ‘dapur’ Kemenag, yang harus mengedepankan kebijakan berdasarkan riset dan data empirik.

“Kebijakan Kemenag harus didasarkan pada hasil riset, survei, dan studi empiris. Bukan asumsi atau spekulasi. Data empirik harus menjadi baseline kebijakan,” tegasnya.

Dengan memahami data yang disampaikan, ia berharap ASN Kemenag dapat menghadapi tantangan global.

Suyitno mengingatkan ASN untuk peka terhadap isu global seperti konflik antarnegara, ketahanan pangan, dan perdamaian dunia. Ia mengimbau agar ASN turut peduli juga berempati terhadap isu global yang dapat diwujudkan dalam keseharian.

“ASN Kemenag juga diminta untuk meningkatkan daya saing, dengan menargetkan Indonesia sebagai SDM unggul pada tahun 2045. Saat ini, Indonesia berada di peringkat 27 dalam daya saing di Asia, jauh di bawah Singapura dan Thailand,” ujarnya.

Selain itu, ASN diimbau untuk memanfaatkan internet, khususnya media sosial, untuk meningkatkan kualitas keterampilan. Suyitno menekankan bahwa tugas Kemenag tidak hanya soal kerukunan umat beragama, tetapi juga program yang dijalankan harus berdampak positif bagi masyarakat luas.

Program yang berdampak harus dapat dirasakan oleh masyarakat. Oleh karena itu, survei diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas program yang sudah dilaksanakan.

“Karena target sebuah program haruslah berdampak. Kebijakan Kemenag tidak boleh main-main, harus berdampak,” tegasnya. */IEA

Pos terkait