PALU, MERCUSUAR – Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Palu bersinergi bersama Bidang Bimas Kristen Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi Sulteng, melaksanakan penguatan kinerja lingkup satker Bimas Kristen tahun 2025, di GPID Jemaat Eben Haezer Palu, Kamis (9/1/2025).
Kegiatan tersebut diikuti oleh Aparatur Sipil Negara (ASN), yang terdiri atas para guru Pendidikan Agama Kristen (PAK) se-Kota Palu, Pengawas PAK, Penyuluh Agama Kristen, dan pegawai Satker Kristen Kemenag Kota Palu.
Penyelenggara Bimas Kristen Kemenag Kota Palu, Daniel Wibowo menyampaikan arahan sekaligus mengingatkan agar pegawai Kemenag dan guru Agama Kristen se-Kota Palu untuk memerhatikan keaktifan pada setiap kegiatan yang dilakukan oleh Kemenag.
“Sangat diharapkan partisipasi semua ASN Kristen untuk selalu berpartisipasi,” kata Daniel.
Sementara Kepala Bidang Bimas Kristen Kanwil Kemenag Sulteng, Dr. Martinus Bonggili pada kesempatan itu menyampaikan pesan Firman Tuhan pada saat ibadah bersama, yakni Mazmur 23, yang pada prinsipnya mengajak semua ASN Kemenag Kota Palu untuk memiliki komitmen iman dalam melaksanakan tugas sebagai ASN.
“Selain itu, memiliki ketaatan, kesetiaan, dan hidup dalam kebenaran Tuhan, sehingga dapat menjadi berkat bagi banyak orang,” kata Martinus.
Selain itu, pada pengarahan umum sebagai bagian dari pembinaan ASN, Martinus meneruskan pesan dari Menteri Agama RI, yakni menerapkan kurikulum cinta kasih dalam pelayanan kepada masyarakat.
Ia juga mendorong ASN untuk meningkatkan kinerja dan disiplin kerja pada tahun 2025, terus membangun komunikasi yang baik dengan siapapun.
Kepada para guru Agama Kristen dan Penyuluh Agama Kristen, Martinus juga berharap dapat menerjemahkan nilai moderasi beragama pada setiap pembelajaran agama Kristen, dan saat melakukan penyuluhan agama Kristen.
“Moderasi beragama harus dijadikan sebagai prioritas, dalam membangun kehidupan yang berkualitas dalam hidup beragama dan bersosialisasi. Saling menghargai, menghormati dan memahami perbedaan agama mesti teraktualisasi dalam tugas dan tanggung jawab sebagai ASN,” tegasnya.
Ia menekankan perbedaan agama jangan dijadikan sebagai alasan untuk tidak hidup dalam kebersamaan dan saling mengasihi.
“Nilai2 humanisme harus dijunjung tinggi, sebab dapat menembus segala perbedaan,” tandasnya. IEA