POSO, MERCUSUAR – Aktivitas di Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Pandiri yang berada di Kecamatan Lage, Kabupaten Poso sementara dihentikan. Hal tersebut memberi dampak tabung elpiji 3 kilogram sulit ditemui di pangkalan resmi, kecuali di tempat-tempat penjualan eceran.
Kelangkaan tersebut membuat harga tabung gas bersubsidi tersebut naik dua kali lipat dari HET, hingga menyentuh harga Rp50 sampai Rp60 ribu per tabung.
Menanggapi hal itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Poso melalui Sekretaris Kabupaten (Sekkab), Frits Sampurnama menggelar rapat dengan instansi terkait, di ruang kerja Sekkab Poso, baru-baru ini.
Frits meminta untuk melakukan pengawasan secara ketat ke pangkalan pangkalan sampai ke pelosok desa. Ia juga mengimbau ASN Poso untuk sementara tidak menggunakan elpiji 3 kg, agar tidak semakin langka di pasaran.
Selain itu, upaya lain yang dilakukan Pemkab secepatnya akan bersurat ke Pertamina, untuk mempercepat proses penyelesaian SPBE Pandiri, sehingga tidak kehilangan kuota tabung gas 3 kg.
Kendala lain dari persoalan melonjaknya gas elpiji 3 kg tersebut, juga dipicu oleh keterbatasan armada pengangkutan dari Kabupaten Parigi Moutong ke Poso, dan tidak melayani permintaan tabung gas yang baru. Sehingga, Kabupaten Poso kehilangan kuota tabung gas kemasan 3 kg sebanyak 2.240 tabung.
“Jadi, terhitung sejak bulan April yang lalu Kabupaten Poso kehilangan kuota tabung gas kemasan 3 kg sebanyak 33.600 tabung,” ujar Sekkab Poso.
Sekkab mengatakan, kenaikan harga gas 3 kg terjadi akibat sebarannya dianggap masih belum tepat sasaran.
Tabung gas 3 kg bersubsidi sedianya hanya diperuntukkan bagi konsumen pengguna tertentu, yaitu kelompok rumah tangga, usaha mikro, nelayan dan petani, atau sasaran yang telah terdata dan tercantum dalam data by name by address dengan peringkat kesejahteraan dari Kementerian atau lembaga terkait, dengan pembatasan volume pembelian per bulan per pengguna.
“Namun, fakta di lapangan tidak demikian, yang mana masih terdapat kalangan masyarakat mampu dan menengah yang juga menggunakan elpiji bersubsidi, sehingga kerap mengakibatkan kekurangan stok yang tersedia,” jelas Sekkab.
Dari hasil rapat tersebut, didapatkan data Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk gas elpiji 3 kg adalah sebesar Rp21.800, untuk wilayah Poso Kota bersaudara, Poso Pesisir bersaudara, dan Lage. Sedangkan HET untuk wilayah Pamona Utara, Pamona Puselemba, dan Pamona Timur adalah sebesar Rp23.000.
Namun, harga di tingkat konsumen ditemukan naik hingga Rp50.000. Untuk itu, Pemkab Poso khususnya OPD terkait akan melakukan sidak gas elpiji 3 kg hingga ke tingkat pengecer, dengan melibatkan pihak kepolisian setempat.
Rapat dihadiri pejabat Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Poso, Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan, Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian, Kasat Pol-PP yang diwakili oleh Kabid Trantib, Kabag Ekonomi Setdakab Poso, Kabag Hukum Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan, Camat Poso Kota, Camat Poso Kota Selatan, serta perwakilan dari PT. Arba dan PT. Miko sebagai agen gas LPG 3kg di Kabupaten Poso. ULY