PALU, MERCUSUAR – Puluhan generasi muda yang merupakan para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Palu, mengikuti Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) bermuatan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan, yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Palu, di Millenium Water Park Palu, Kamis (21/11/2024).
Kepala Badan Kesbangpol Kota Palu, H. Ansyar Sutiadi mengatakan, Diklat yang diagendakan selama tiga hari tersebut, merupakan salah satu upaya mendukung program Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto, khususnya pada poin penguatan dan pembinaan terkait ideologi Pancasila.
“Kita harus mendukung program tersebut, karena harus tersinkronisasi dengan perencanaan pembangunan di tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota,” kata Ansyar.
Ia memaparkan, tujuan diklat tersebut di antaranya membentuk sikap, perilaku dan pola pikir para generasi muda, yang selaras dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
Menurutnya, hal itu secara sederhana dapat diaktualisasikan ke sejumlah hal yang menjadi nilai luhur bangsa, seperti pandai berterima kasih, pandai meminta maaf, serta pandai memberikan penghargaan.
“Saya berharap, setelah kegiatan ini para peserta mampu mengaktualisasi Pancasila melalui nilai-nilai luhur bangsa. Ini yang coba kami tanamkan, bagaimana ke depan bisa menggambarkan karakter kebangsaan yang termuat dalam Pancasila,” tandas Ansyar.
Sementara itu, Anggota DPRD Kota Palu, Rusman Ramli yang turut hadir pada kegiatan tersebut mengatakan pemahaman tentang nilai-nilai Pancasila dan wawasan kebangsaan saat ini masih minim, khususnya di kalangan generasi muda.
“Oleh sebab itu perlunya peran seluruh pihak, termasuk anggota DPRD, untuk mengambil peran dalam melakukan pembinaan dan penyebarluasannya. Di sisi lain, ini adalah wujud implementasi dari poin pertama Asta Cita Prabowo, yakni memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan Hak Asasi Manusia (HAM),” ujar Rusman.
Menurutnya, Pancasila merupakan keistimewaan yang hanya dimiliki oleh Indonesia, sehingga harus menjadi kebanggaan bagi segenap bangsa.
“Kalau tidak ada jalan tengah Pancasila dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika-nya, mungkin tidak ada kerukunan dalam keberagaman suku, agama dan bahasa, seperti yang kita rasakan saat ini di Nusantara,” tegasnya.
Melalui diklat tersebut, Rusman berharap dapat memberikan penguatan kepada para generasi muda, baik yang masuk dalam kategori milenial maupun generasi Z (Gen-Z), untuk membentuk karakter kebangsaan untuk menghadapi berbagai tantangan di tengah kemajuan zaman.
“Generasi millenial dan Gen-Z rentan terhadap paham-paham asing seperti radikalisme, karena informasi tidak berdasarkan fakta, data dan rujukan yang kadang juga simpang siur, mereka peroleh lewat media sosial yang sering kali tanpa batas dan filter,” tandas Rusman. IEA