MORUT, MERCUSUAR- DPRD Kabupaten (Dekab) Morowali Utara (Morut) akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke perusahaan tambang nikel dalam rangka mengecek kegiatan pembangunan pabrik pemurnian nikel (smelter) yang beroperasi di wilayah tersebut.
Diketahui, kurun waktu enam bulan terakhir di Kabupaten Morut khususnya Desa Bunta, Kecamatan Petasia Timur, investor asal China PT Gunbuster Nickel Industry (GNI) sedang membangun smelter nikel. Mereka juga mempekerjakan tenaga kerja asing (TKA) asal China sekitar 150 orang.
Ketua Dekab Morut, Hj Megawati Ambo Asa mengatakan sidak itu dilakukan karena munculnya aksi protes masyarakat yang memblokir jalan masuk ke perusahaan tersebut.
Selain itu, sidak juga dilakukan untuk melihat penataan pembangunan pabrik. “Kalau ada protes dari warga tentunya ada masalah. Ini yang akan kami cari tahu kenapa permasalahan tersebut muncul,” ujarnya, Rabu (4/3/2020).
Sidak, lanjut Megawati, juga sebagai bentuk pengawasan dekab untuk memantau tenaga TKA asal China yang ada di Morut. Hal itu untuk mencegah dan mengantisipasi agar tidak terjadi potensi penyebaran Virus Corona di tempat kerja.
“Penyebaran (Virus Corona) salah satunya akan menjadi prioritas sidak. Kami juga akan melihat perkembangan pembangunan pabrik, soal tata ruangnya, apakah disana itu nanti aman dari bencana? Kemudian persolanan TKA dan tenaga kerja lokal, yang semuanya akan kami sidak,” jelasnya.
Pada sidak tersebut, lanjut Megawati, pihaknya akan mendengar langsung dari pihak-pihak terkait termasuk masyarakat dan investor yang beroperasi di Kabupaten Morut.
Sebab ia mengaku khawatir masyarakat lokal selama ini hanya menjadi penonton ketika wilayahnya dieksploitasi oleh perusahaan pertambangan.
“Sehingga lambat laun dapat memicu persoalan. Ini yang harus diperhatikan semua pihak,” terangnya.
Diketahui, berdasarkan data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terapadu Satu Pintu bahwa Kabupaten Morut saat ini sedang dibangun smelter nikel dengan nilai investasi sekira Rp 25 triliun. Smelter tersebut milik PT GNI dan PT Central Omega Resources Industry Indonesia (COR II). VAN