BALUT, MERCUSUAR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banggai Laut (Balut) telah membagi beberapa zona yang menjadi titik kumpul masyarakat (evakuasi) saat terjadi bencana di Kota Banggai.
Ada tiga zona evakuasi yang berlokasi di dataran tinggi, yakni kompleks Keraton atau kantor DPRD lama, wilayah perkantoran atau Desa Lampa, serta kantor TVRI.
“Papannya atau petunjuk arah evakuasi sementara dibuat, ada bahasa Indonesia, Bahasa Banggai dan bahasa Inggris,” kata Kepala BPDB Bangkep, Mulyadi Mojang saat ditemui di ruang kerja, Kamis (18/7/2019) pekan lalu.
Dijelaskannya, titik kumpul di kompleks Keraton untuk sebagian warga yang bermukim di Kelurahan Lompio dan Tanobunungan, di kantor TVRI khusus Kelurahan Dodung dan sebagian Tanobunungan, serta di wilayah perkantoran.
“Tiga wilayah ini masih kita bagi-bagi lagi, misalnya kita di sini (perkantoran) ada SMK yang bagus lokusnya,” ujar Mulyadi.
Tiga zona titik kumpul itu, menurutnya, harus terdapat bangunan dan sumber air, hingga di kompleks Keraton dan kawasan kantor TVRI BPBD berencana membangun selter. “Jadi tenda terbuka seperti di Palu dan ada WC umum. Nanti kalau tidak gempa kita bisa manfaatkan untuk kegiatan lain, mungkin untuk workshop atau apa, supaya jangan mubazir,” jelasnya.
Lanjut Mulyadi, jalur evakuasi baru dibentuk di Banggai, sedangkan wilayah lain belum dibentuk. Sebab Banggai sebagai ibu kota Kabupaten Balut memiliki banyak penduduk dan fasilitas publik, sehingga menjadi prioritas. “Saat ini kita masih fokus dalam kota karena paling banyak penduduk,” ucap dia.
Dia mengimbau, setelah gempa bumi masyarakat segera menyelamatkan diri ke titik kumpul terdekat, karena berdasarkan perhitungan BNPB jarak antara gempa dan tsunami hanya 30 menit. “Waktu evakuasi hanya 30 menit. Itu berdasarkan kajian BNPB. Jadi kalau ada potensi tsunami segera (zona evakuasi),” tuturnya.
Ditambahkan Mulyadi, jalur evakuasi tersebut mulai disosialisasikan kepada masyarakat.
MITIGASI KE SEKOLAH
Masih katanya, beberapa hari terakhir ini, BPBD Balut rutin berkunjung ke sekolah-sekolah untuk menggelar mitigasi bencana, sekaligus menginformasikan titik kumpul jika sewaktu-waktu terjadi bencana. “Kita sampaikan juga tentang jalur evakuasi ini,” tutup Mulyadi. RM
Balut Tetapkan Zona Evakuasi di Banggai
BALUT, MERCUSUAR – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banggai Laut (Balut) telah membagi beberapa zona yang menjadi titik kumpul masyarakat (evakuasi) saat terjadi bencana di Kota Banggai.
Ada tiga zona evakuasi yang berlokasi di dataran tinggi, yakni kompleks Keraton atau kantor DPRD lama, wilayah perkantoran atau Desa Lampa, serta kantor TVRI.
“Papannya atau petunjuk arah evakuasi sementara dibuat, ada bahasa Indonesia, Bahasa Banggai dan bahasa Inggris,” kata Kepala BPDB Bangkep, Mulyadi Mojang saat ditemui di ruang kerja, Kamis (18/7/2019) pekan lalu.
Dijelaskannya, titik kumpul di kompleks Keraton untuk sebagian warga yang bermukim di Kelurahan Lompio dan Tanobunungan, di kantor TVRI khusus Kelurahan Dodung dan sebagian Tanobunungan, serta di wilayah perkantoran.
“Tiga wilayah ini masih kita bagi-bagi lagi, misalnya kita di sini (perkantoran) ada SMK yang bagus lokusnya,” ujar Mulyadi.
Tiga zona titik kumpul itu, menurutnya, harus terdapat bangunan dan sumber air, hingga di kompleks Keraton dan kawasan kantor TVRI BPBD berencana membangun selter. “Jadi tenda terbuka seperti di Palu dan ada WC umum. Nanti kalau tidak gempa kita bisa manfaatkan untuk kegiatan lain, mungkin untuk workshop atau apa, supaya jangan mubazir,” jelasnya.
Lanjut Mulyadi, jalur evakuasi baru dibentuk di Banggai, sedangkan wilayah lain belum dibentuk. Sebab Banggai sebagai ibu kota Kabupaten Balut memiliki banyak penduduk dan fasilitas publik, sehingga menjadi prioritas. “Saat ini kita masih fokus dalam kota karena paling banyak penduduk,” ucap dia.
Dia mengimbau, setelah gempa bumi masyarakat segera menyelamatkan diri ke titik kumpul terdekat, karena berdasarkan perhitungan BNPB jarak antara gempa dan tsunami hanya 30 menit. “Waktu evakuasi hanya 30 menit. Itu berdasarkan kajian BNPB. Jadi kalau ada potensi tsunami segera (zona evakuasi),” tuturnya.
Ditambahkan Mulyadi, jalur evakuasi tersebut mulai disosialisasikan kepada masyarakat.
MITIGASI KE SEKOLAH
Masih katanya, beberapa hari terakhir ini, BPBD Balut rutin berkunjung ke sekolah-sekolah untuk menggelar mitigasi bencana, sekaligus menginformasikan titik kumpul jika sewaktu-waktu terjadi bencana. “Kita sampaikan juga tentang jalur evakuasi ini,” tutup Mulyadi. RM