PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyerahkan bantuan kepada warga yang terdampak banjir di wilayah Kecamatan Balinggi dan Torue , Kabupaten Parigi Moutong (Parmout), senilai Rp2,3 miliar dalam bentuk logistik dan peralatan.
Bantuan tersebut diserahkan Tenaga Ahli BNPB, Brigjen TNI (Purn) Jahidin Chilo kepada Wakil Bupati (Wabup) Parmout, H. Badrun Nggai, disaksikan Anggota Komisi VIII DPR RI, Matindas J. Rumambi, di Aula Kantor Bupati Parmout, Jumat (9/6/2023).
Bantuan logistik senilai Rp2,3 milar antara lain dalam bentuk tenda pengungsi dua unit, hygiene kit 300 paket, sembako 500 paket, genset 10 unit, perkakas 300 paket, selimut 1.000 lembar, dan matras 1.000 buah. Selain itu, Pemda Parmout juga menerima dana siap pakai sebesar Rp250 juta untuk operasional penanganan banjir.
Wabup Parmout dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada BNPB dan Komisi VIII DPR RI, yang menyalurkan bantuan kepada warga terdampak banjir di dua kecamatan tersebut.
“Bencana bisa hadir kapan saja, tidak mengenal ruang dan waktu. Begitulah yang terjadi pada daerah Kabupaten Parmout beberapa hari yang lalu, khususnya yang terjadi di Kecamatan Balinggi dan Torue,” kata Wabup.
Ia mengajak masyarakat untuk menyamakan persepsi dan langkah bersama, yang berfungsi melakukan cara bertindak cepat, untuk meminimalisir dampak negatif yang timbul akibat bencana alam.
“Karena bencana yang sama tidak menutup kemungkinan akan kembali terjadi ke depannya,” ujarnya.
Lebih dari itu, Wabup mengajak seluruh pihak untuk lebih intens melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar siap menghadapi bencana yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
Sementara itu, Tenaga Ahli BNPB , Brigjen TNI (Purn) Jahidin Chilo dalam sambutanya mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Kabupaten Parmout perlu mendapatkan penanganan yang serius. Apalagi, kata dia, yang menjadi korban dampak dari banjir tersebut merupakan para petani, yang akan berdampak bagi ekonomi masyarakat.
Banjir yang membawa material potongan kayu dengan volume cukup besar dan banyak, kata dia, dapat diartikan adanya penebangan kayu tanpa izin di daerah hulu.
“Ini perlu kita bahas bersama Pemda Parmout, dan bersama stakeholder untuk dicarikan solusinya. Kalau bisa, Polres dan pihak-pihak lainya lebih melakukan pengawasan yang cukup ketat, terkait dugaan adanya kegiatan penebangan kayu, karena dampak dari itu cukup besar, jalau terjadi banjir bahkan sampai ada korban jiwa,” ujarnya. TIM