Banjir Rendam 45 Desa di Morut

FOTO HLLL FU BANJIR MORUT

MORUT, MERCUSUAR – Sedikitnya 45 desa yang tersebar di lima Kecamatan di Kabupaten Morowali Utara (Morut) terendam banjir dengan ketinggian air diperkirakan antara satu hingga tiga meter.

Selain itu, banjir juga merusak sebagian besar infrastruktur di daerah tersebut.

Sekertaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Morut, Darman Bada mengatakan kondisi di lokasi banjir saat ini sudah mulai kondusif, tapi cuaca masih belum bersahabat.

Dijelaskannya, 45 desa yang terendam tersebut, yakni di Kecamatan Bungku Utara 17 desa, Mamosalato sembilan desa, Soyo Jaya sembilan desa, Petasia Barat enam desa dan Kecamatan Petasia Timur empat desa.

Bahkan satu desa di Kecamatan Bungku Utara, yaitu Desa Woomparigi masih belum bisa dijangkau petugas karena jembatan dan jalan penghubung dari ibukota Kecamatan Desa Baturube rusak parah, sehingga menyulitkan petugas Tagana BPBD mengaksesnya.

Lanjut Darman, saat ini sebagian air sudah mulai surut di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Bungku Utara, Mamosalato dan Kecamatan Soyo Jaya. Sementara dua kecamatan lainnya ketinggian air masih mencapai dua meter, yakni di Kecamatan Petasia Barat dan Petasia Timur.

“Tetapi masyarakat kami minta tetap waspada sebab intensitas curah hujan di hulu masih tinggi,” ujarnya di Baturube, Senin (10/6/2019).

Masih katanya, banjir itu juga menyebabkan kerusakan parah sejumlah infrastruktur di Bungku Utara dan Mamosalato, termasuk kantor-kantor pemerintah. “Di Desa Baturube tanggul penahan ombak sepanjang 500 meter hancur total akibat banjir disertai ombak pasang, kemudian lapangan bola kaki Desa Baturube rusak berat, jalan mengarah ke dermaga Baturube (penghubung dari Kecamatan Bungku Utara ke ibukota Kabupaten Kolonodale) putus, tiga unit rumah warga di Baturube rusak berat, jembatan Baturube putus, serta satu unit rumah warga hanyut. Selanjutnya di Desa Kalombang dua unit rumah hanyut,” jelasnya.

Selain itu, sambungnya, jaringan air bersih di 17 desa di Kecamatan Bungku Utara dan sembilan desa Mamosalato putus, hingga menyebabkan masyarakat setempat kesulitan mendapatkan pasokan air bersih untuk konsumsi dan juga untuk kebutuhan lainnya. Putusnya jalan dan jembatan juga memperparah kondisi kebutuhan masyarakat di wilayah setempat, karena menyebabkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mencapai Rp20 ribu per liternya. “Harga gas Elpiji sudah dikisaran Rp50 hingga Rp60 ribu per tabungnya” katanya.

Sejauh ini, lanjutnya, bantuan sembako dan obat-obatan terus berdatangan ke wilayah itu, baik dari pemkab melalui Dinas Sosial Daerah dan Dinas Kesehatan Morut maupun lembaga swasta lainnya.

Namun banyaknya desa yang mengalami bencana menyebabkan bantuan tersebut tidak cukup untuk dibagikan pada masyarakat terdampak banjir. “Masyarakat membutuhkan bantuan makanan atau sembako, harga sembako juga naik hingga 200 persen, masyarakat meminta bantuan pemerintah Provinsi dalam hal ini kepada Gubernur Sulawesi Tengah dan juga Pemerintah pusat, bantuan pemerintah Kabupaten juga sudah turun,” kata Darman.

Ditambahkannya, sejauh ini kondisi kesehatan masyarakat masih dalam keadaan baik, pihak petugas kesehatan telah membagikan bantuan obat-obatan kepada warga yang mengalami musibah. VAN

 

Pos terkait