Bansos Beras PKH Diluncurkan

FOTO BANSOS PKH

PALU MERCUSUAR – Program Bantuan Sosial (Bansos) beras untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) peserta Program Keluarga Harapan (PKH) di Provinsi Sulteng resmi diluncurkan di Kantor Perum Bulog DIvre Sulteng, Rabu (2/9/2020).

Program tersebut merupakan bagian dari Jaring Pengaman Sosial (JPS) untuk memenuhi sebagian kebutuhan masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19. Secara nasional penerima program tersebut sebanyak kurang lebih 10 juta KPM.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sulteng, H Ridwan Mumu menyebutkan untuk Provinsi Sulteng bantuan tersebut akan disalurkan ke 155.174 KPM peserta PKH. Setiap KPM akan menerima 15 kilogram (kg) beras selama tiga bulan, terhitung dari bulan Agustus hingga Oktober 2020.

“Program terbaru ini diberikan kepada penerima manfaat PKH sebesar 15 kilogram per KK. Jumlah peserta PKH di Sulteng adalah 155.174 KPM. Inilah jumlah yang akan disalurkan berasnya oleh Bulog,” jelas Ridwan.

Ia mengungkapkan bahwa penyaluran bantuan beras secara simbolis pada peluncuran program tersebut masih terbatas untuk Kota Palu. Untuk daerah-daerah lainnya di Sulteng, ia mengaku belum bisa memastikannya.

Hal itu karena Dinsos dan Bulog masih menunggu laporan dari pihak pemenang tender penyaluran.

“Sekarang belum bisa mengatakan kapan (akan disalurkan), karena pemenang tender belum menghadap kami. Mereka harus melapor untuk mengetahui kapan mereka ambil, kapan dan di mana disalurkan, karena instruksi Menteri itu diletakkan di titik terdekat paling tidak di desa. Apakah mereka siap tidak mengantar sampai desa, itu yang kami butuhkan penjelasan dari mereka. Yang penting Bulog siap dan Dinsos juga siap kapan dibutuhkan,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Divre Sulteng, Basirun menambahkan bahwa alokasi beras untuk program tersebut di Sulteng sekira 2.327 ton per bulan atau total 6.982 ton untuk tiga bulan.

Seluruh beras kemasan 15 kg yang disiapkan Bulog, katanya, sudah melalui proses ulang dan mixing.

“Stok yang ada saat ini, baik yang sudah di gudang maupun yang masih di perjalanan itu 9.800 ton. Artinya dari sisi ketersediaan tidak ada masalah. Dan kami akan menyesuaikan dengan kebutuhan pendistribusian, karena kami juga bertahap melakukan reprocess. Nanti kita cek ulang kualitasnya, debunya tidak ada dan hamanya bersih baru kita kemasi ke 15 kilogram,” jelas Basirun. IEA

Pos terkait