PALU, MERCUSUAR – Penyaluran bantuan sosial (Bansos) beras untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di beberapa daerah di Provinsi Sulteng, disebut bergeser dari target awal. Penyaluran bansos 15 kilogram beras per KPM untuk tiga bulan sedianya ditarget tuntas pada Oktober 2020.
“Untuk Sulteng ada beberapa kabupaten yang bergeser, tapi tidak terlalu jauh bergesernya. Yang penting masih dalam rentang waktu yang bisa ditolerir,” ungkap Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Sulteng, H Ridwan Mumu saat dihubungi, Rabu (21/10/2020).
Dijelaskannya, pergeseran target penuntasan penyaluran bansos tersebut, disebabkan oleh beberapa kondisi. Salah satunya, adalah pihak transporter yang telah ditunjuk masih belum menguasai beberapa titik lokasi pengantaran. Transporter yang membawa beras bantuan tersebut merupakan pemenang tender dari Kementerian Sosial RI.
Sesuai kesepakatan bersama Dinsos, Bulog serta pihak transporter, juga berdasarkan instruksi dari Menteri Sosial RI, pengantaran bantuan beras tersebut harus sampai ke titik terdekat di masyarakat, yakni hingga ke tingkat RT setempat. Jika tidak memungkinkan, maka disepakati akan dibawa hingga ke kantor kelurahan atau kecamatan.
“Kita agak sedikit terhambat, karena ada beberapa (lokasi) pihak transporter yang tidak mengetahui kondisi di lapangan. Alhamdulillah kita sudah MoU dengan transporter dan Bulog bahwa apabila terjadi sesuatu di jalan segera dikondisikan. Jadi hanya di beberapa wilayah saja pihak transporter itu terhambat,” jelasnya.
Selain itu, untuk menyiasati kendala dan keterbatasan waktu yang ada, penyaluran di beberapa daerah hanya dilakukan sekali dengan penyerahan bantuan sekaligus untuk jatah 3 bulan, yakni sebanyak 45 kilogram per KPM. Ridwan memastikan, meskipun dihadapkan berbagai kendala, namun penyaluran bansos beras tersebut masih berjalan dengan lancar dan tertib.
“Progresnya berjalan dengan tertib. Lancar tapi masih ada sedikit kendala, namun kendalanya sudah diantisipasi,” pungkasnya. IEA