PARMOUT, MERCUSUAR – Bank Indonesia (BI) perwakilan Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk kedua kalinya membuka kelas lapang implementasi metode tanaman padi Hazton modifikasi, kepada kelompok tani yang ada di wilayah Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) Sabtu (2/10/2021). Pembukaan kelas lapang ini dalam rangka meningkatkan produktifitas pertanian padi di Kabupaten Parigi Moutong
Sebelumnya pada tahun lalu, program yang sama telah dilakukan oleh BI Sulteng dan sudah berhasil dengan hasil produktivitas yang cukup besar .
Kepala BI Sulteng Abd. Madjid Ikram pada pembukaan kegiatan yang dilaksanakan di Desa Suli Indah, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parmout itu mengatakan, kelas lapang implementasi dengan metode tanaman padi Hazton modifikasi ini, merupakan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya di wilayah Kabupaten Parmout.
Pihaknya mengaku memilih melakukan kegiatan tersebut di wilayah Parmout, karena kabupaten ini merupakan salah satu wilayah penghasil beras di Sulteng, berdasarkan luas lahan persawahan yang mencapai 32.398,6 Ha. Di mana dari luasan tersebut, sebanyak 93,84 persen atau 30.403,2 Ha, merupakan lahan persawahan teririgasi, sehingga periode tanam per tahun mencapai 1,73 kali tanam.
Kata dia, pada tahun 2020, data produksi di Kabupaten Parmout tercatat mencapai 128.204 ton atau rata rata 4,12 ton /ha. Sehingga kata Abd, Madjid, perlu dilakukan terobosan untuk memaksimalkan potensi tersebut. Olehnya itu, diperlukan sinergi kebijakan dan koordinasi antara pemerintah daerah, BPTP serta petani di lapangan, untuk dapat menggenjot produktifitas ketersediaan pangan, baik di internal Provinsi Sulteng, maupun secara nasional.
Dijelaskannya juga, BI Sulteng telah memfasilitasi dan berkoordinasi dengan OPD dan instansi terkait, serta dengan para petani melalui Forum Tani 2021 dan sekolah lapang. Ditambahkannya, dengan adanya sinergitas tersebut, terlihat pada keberhasilan kelompok tani binaan BI, yakni Kelompok Tani Dewi Kunthi, di mana beranggotakan sebanyak 85 orang petani, dengan luas garapan 120 ha.
“Mereka sudah menerapkan metode Hazton sejak Mei 2017 dan secara konsisten menunjukan peningkatan produktivitas, dari rata rata 5.3 ton per hektar, menjadi rata rata 9,3 ton per hektar.
Olehnya itu kata dia, untuk menularkan keberhasilan tersebut, pihaknya mengundang tujuh kelompok tani dari kecamatan lain di wilayah Parmout, bahkan dari kabupaten lainnya di Sulteng.
Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng, Tri Iriani Lamakampali yang mewakili Gubernur Sulteng mengatakan, sangat mengapresiasi yang sudah dilakukan BI Sulteng.
Olehnya itu pihaknya berharap, agar para kelompok tani yang sudah ikut kelas kegiatan itu, untuk menularkan ilmunya kepada petani lainya.
“Saya berharap agar benar benar dipelajari dan ditularkan pada petani lainnya dan harus bersyukur dengan kegiatan itu. Banyak kelompok tani berharap hal yang sama, namun belum mendapatkanya,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Bupati Parmout, Badrun Nggai, meminta para petani di wilayah Parmout yang mengikuti kegiatan tersebut, agar benar-benar serius, agar nantinya dapat diimplematisaikan di lapangan, sehingga menghasilkan produktivitas padi yang besar.
Pantauan media ini, Kepala BI perwakilan Sulteng yang didampingi oleh Wabup Parmout dan Kadis Tanaman Pangan Holtikutura Sulteng, memberikan secara simbolis bantuan program sosial kepada dua perwakilan kelompok tani, yakni Kelompok Tani Pompene Langi di Desa Torue dan Kelompok Tani Dewi Uma di Desa Suli Indah. TIA