PALU, MERCUSUAR – Gubernur Sulawesi Tengah, H. Rusdy Mastura menyampaikan apresiasi dan penghargaan atas bantuan dari Pemerintah Republik Federal Jerman, Bank Pembangunan Jerman (KfW), dan UNDP, dalam mendukung pemulihan pascabencana di Provinsi Sulteng melalui Program PETRA.
Hal itu disampaikan Gubernur, di hadapan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel, Kepala Perwakilan UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura, dan Manajer Portofolio Senior Kantor KfW Jakarta, Olaf Goerke, pada Rapat Inagurasi Penyelesaian Pekerjaan Rekontruksi 1 fasilitas layanan dasar publik dan 5 infrastruktur masyarakat Proyek PETRA di Sulteng Pascabencana 28 September 2018, di Ruang Rapat Polibu Kantor Gubernur Sulteng, Selasa (26/7/2022).
Menurutnya, bantuan-bantuan yang diberikan sangat berarti, untuk dapat membangun Sulteng yang lebih baik, maju dan sejahtera, terutama memiliki ketahanan dan kewaspadaan terhadap bencana.
“Bantuan negara Jerman sangat besar dan menyentuh langsung kebutuhan sosial masyarakat,” kata Gubernur.
Bahkan, lanjut Gubernur, Pemerintah Jerman bersama para mitra juga melaksanakan program pemulihan pandemi Covid-19 melalui program Restore.
Pelaksanaan Program Petra dari 32 fasilitas sasaran, 6 di antaranya telah selesai dan rampung, yaitu Rumah Sakit Torabelo, jembatan gantung Tuva, pasar Sibado, pasar Omu, irigasi Tuva dan irigasi Jono.
“Kita bersyukur sehingga dapat digunakan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuannya. Kita doakan bersama semoga pengerjaan 26 fasilitas sasaran tersisa dan pengerjaan proyek-proyek pemulihan lainnya, selalu mendapat kemudahan dan kelancaran agar selesai tepat pada waktunya, sehingga dapat digunakan untuk penguatan dan pemberdayaan masyarakat, agar dapat terlepas dari kemiskinan, kesenjangan dan ketertinggalan,” ujar gubernur.
Ia juga menyampaikan, dalam rangka pemulihan pascabencana, Pemerintah Provinsi Sulteng telah memberikan dukungan sebesar Rp62 miliar untuk kabupaten dan kota terdampak. Anggaran tersebut antara lain digunakan untuk pembebasan lahan-lahan yang akan digunakan untuk pembangunan hunian tetap (huntap) dan infrastruktur lainnya.
“Semoga kerja sama dan bantuan yang diberikan tidak berhenti sampai di sini, tetapi dapat berkelanjutan, dalam hal pengurangan resiko bencana melalui praktik biodiversity serta penanganan limbah yang sampai saat ini masih bermasalah pascabencana,” ujar gubernur.
Pada kesempatan tersebut, turut dilaksanakan penandatanganan prasasti peresmian pembangunan fasilitas-fasilitas yang dipulihkan. */IEA