PALU, MERCUSUAR – Bimbingan teknis (Bimtek) Penguatan Kompetensi Penceramah Agama dalam rangka meningkatkan wawasan dan kompetensi penceramah agama menghadapi dinamika umat dan tantangan zaman.
Demikian dikatakan Kepala Kantor Wilyaha (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, Rusman Langke saat membuka Bimtek Penguatan Kompetensi Penceramah Agama angkatan III yang diikuti 100 peserta perwakilan dari berbagai ormas Islam, lembaga dakwah, serta pondok pesantren di Hotel Santika Palu, Sabtu (24/10/2020).
Dijelaskannya, problema umat dewasa ini kian hari semakin kompleks dan membutuhkan perhatian serius, mulai dari tingginya angka perceraian, meningkatnya aborsi, kawin siri, penyimpangan seksual, kecanduan umat pada internet dan media sosial, hingga munculnya aksi-aksi radikalisasi yang mengatasnamakan agama.
Olehnya itu, merespon permasalahan tersebut, pentingnya revitalisasi peran dan fungsi ulama atau penceramah agama di tengah kehidupan umat dan bangsa.
“Peran dan fungsi penceramah agama harus di perkuat, karena dalam masyarakat sedang berubah dari masyarakat tradisional ke masyarakat moderen yang cenderung berpikir rasional dan pragmatis,” ujar Kakanwil.
Dia berharap ormas keagamaan Islam dan penceramah yang ada di Sulteng segera menyusun peta dakwah komprehensif, yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pembinaan umat. Sebab dengan peta dakwah dapat diketahui wilayah yang perlu mendapatkan perioritas dakwah dan model-model pendekatan yang harus dilakukan.
Dalam kesempatan itu, Kakanwil kembali mengingatkan kepada para dai selaku tokoh panutan di masyarakat harus sadar bahwa isu agama dan suku sering menjadi isu sensitif dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada). Kedua isu tersebut tidak jarang dijadikan alat politik untuk meraih dukungan, hingga disinilah titik kritis yang perlu mendapat perhatian bersama. “Apalagi di tahun 2020 akan di laksanakan Pilkada secara serentak di sejumlah daerah. Maka dari itu, mari kita ajak masyarakat untuk menjaga suasana damai, menghargai perbedaan pilihan agar tidak lahir sikap saling menjelekkan antar pasangan calon diantara pendukung dan tim sukses,” imbaunya.
Sebagaimana lazimnya, sambung Kakanwil, setiap perhelatan pilkada ada beberapa kerawanan yang perlu dicermati dan waspadai bersama, yakni netralitas penyelenggara pilkada, netralitas ASN, politik uang, identitas dan penyebaran informasi Hoax. “Saya mengajak kepada kita semua, pada Pilkada ini kita jaga bersama agar dapat berjalan jurdil (jujur dan adil) dan aman dari COVID-19 sebagaimana harapan pemerintah,” ajak Kakanwil.
Dia juga berpesan untuk tidak bosan mengajak masyarakat untuk bersama-sama memutus mata rantai penyebaran COVID-19 dengan mematuhi edaran pemerintah. “Tetap menjaga diri, Keluarga dengan protokol kesehatan pencegahan COVID-19,” tandas Kakanwil. UTM