BP-Taskin Ajak Peknas Entaskan Kemiskinan

Kepala Badan BP-Taskin RI, Budiman Sudjatmiko saat memberikan keterangan kepada wartawan di Palu, Kamis (16/1/2025). FOTO: ABDUL FARID LUMPATI/MS

PALU, MERCUSUAR – Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP-Taskin) RI mengajak seluruh pengurus Penguatan Ekonomi Kerakyatan Nasional (Peknas) di Sulteng yang baru saja dilantik, untuk berkolaborasi dan bersinergi dalam mengentaskan kemiskinan melalui sembilan program strategis.

Kepala BP-Taskin RI, Budiman Sudjatmiko membeberkan sembilan program tersebut dilakukan dengan pendekatan melalui sektor pangan, hunian, perumahan, energi terbarukan, transportasi, pendidikan, kesehatan, industri kreatif, dan industri digital. 

“Jadi, sembilan sektor ini yang akan kita lakukan bersama, dalam merealisasikan program pengentasan kemiskinan di Indonesia, sebagaimana yang kami targetkan,” kata Budiman kepada wartawan, usai menghadiri pelantikan Pengurus DPW, DPC, dan Anak Cabang Peknas se-Sulteng periode 2025-2030, di Sriti Convention Hall Palu, Kamis (16/1/2025).

Budiman mengatakan, saat ini BP-Taskin sedang melakukan penyusunan rencana induk percepatan pengentasan kemiskinan. Hal itu, sambung dia, akan dibahas lebih lanjut pada Februari 2025 mendatang sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Untuk itu, dirinya mengajak seluruh pengurus Peknas Sulteng, agar dapat berpartisipasi guna merealisasikan program tersebut.

“Sambil menunggu penetapan RPJMN, kami di BP-Taskin juga akan membahas soal pendekatan pembangunan ekosistem, dari, oleh, dan untuk masyarakat miskin,” ujarnya.

Upaya tersebut dilakukan, kata Budiman, mengingat program pengentasan kemiskinan memerlukan pendekatan yang langsung dan tepat sasaran. Langkah tersebut juga bertujuan untuk merangsang masyarakat miskin agar memiliki jiwa kewirausahaan.

Meskipun, sebut dia, ada sebagian orang mengatakan tidak semua bisa memiliki jiwa kewirausahaan, akan tetapi hal tersebut hanya berlaku bagi yang tidak berminat saja.

“Mereka itu nantinya bisa diarahkan untuk menjadi pekerja di sektor industri yang ada. Kemudian bagi yang berminat tapi belum mampu, maka hal itu lebih mudah lagi. Karena ada kemauan, maka tinggal diberikan pelatihan,” tutur Budiman.

Dia menambahkan, sampai saat ini BP-Taskin terus melakukan berbagai kajian alternatif. Salah satunya, mempertimbangkan hal-hal yang bisa dialihkan untuk mendukung modal usaha produktif, khususnya bagi masyarakat miskin, sebagaimana visi Presiden RI, Prabowo Subianto yang ingin menjadikan orang miskin sebagai supplier berbagai macam produk lewat program BP-Taskin, yaitu ekosistem prosumen (produsen sekaligus konsumen).

“Saya contohkan, ya, kalau Presiden akan membangun negara dengan keinginan bahwa uangnya, kampungnya, berasnya, diproduksi bapakku, setelah jadi nasi aku makan di sekolah, dimakan juga oleh ibuku yang sedang mengandung adikku,” pungkasnya. AFL

Pos terkait