PALU, MERCUSUAR – Pada peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana, Selasa (26/4/2022), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palu akan melakukan simulasi evakuasi mandiri, yang dipusatkan di kawasan Hotel Santika, Kelurahan Lolu Utara, Kecamatan Palu Timur.
Simulasi evakuasi mandiri ini, bekerja sama dengan lembaga pemerintah, Lembaga non pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat, serta yang berada di 46 kelurahan dan 8 kecamatan di Kota Palu.
Demikian dikatakan Kepala BPBD Kota Palu, Presley Tampubolon, pada konferensi pers terkait pelaksanaan simulasi tersebut, Minggu (24/4/2022).
Dalam simulasi ini kata Presley, akan dilaksanakan prosedur evakuasi mandiri untuk memberikan penguatan kepada masyarakat dan individu, terkait langkah-langkah penyelamatan diri, saat bencana terjadi.
Simulasi ini akan dimulai pada pukul 10.00 Wita, dengan membunyikan sirene peringatan bencana yang berada di kawasan Taman GOR, Lalu dilakukan upaya evakuasi masyarakat yang berada di dalam lokasi hotel.
Kemudian, langkah selanjutnya setelah sirene berbunyi adalah membunyikan bebunyian lainnya oleh elemen masyarakat. Selanjutnya, dilakukan upaya evakuasi mandiri oleh masyarakat, ke titik-titik kumpul yang dinilai aman.
“Pada simulasi ini, disimulasikan bencana gempa bumi dengan kekuatan di atas 7 SR, yang berpotensi tsunami, sehingga juga dilakukan upaya simulasi mandiri oleh kelompok masyarakat di kelurahan, khususnya masyarakat yang ada di pesisir pantai,” ujarnya.
Upaya simulasi ini sendiri kata Presley, mengacu pada peristiwa bencana 28 September 2018 lalu, yang terjadi di Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala. Dari situasi bencana ini kata dia, ada dua pola mitigasi yang dibangun, yakni mitigasi struktural, dengan mengembangkan upaya penguatan sarana dan prasarana fisik perkotaan, yang diarahkan kepada infrastruktur tahan gempa.
“Kemudian, mitigasi kultural, yang diarahkan kepada ketangguhan dan kesiapsiagaan masyarakat untuk selamat. Hal ini yang menajdi perhatian khusus kami, sesuai tagline peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana kali ini, yakni Keluarga Tangguh Bencana, Pilar Masyarakat Menghadapi Bencana,” ujarnya.
Lanjut Presley, pihaknya mengimbau seluruh elemen masyarakat agar dapat mengikuti simulasi ini, dan berharap, mudah-mudahan ini menjadi momentum untuk mewujudkan ketangguhan bencana di masyarakat.
“Berdasarkan Indeks Kerentanan Bencana (IKB), Kota Palu tergolong wilayah yang memiliki risiko tinggi. IKB kita 181,2 di 2015 dan 149 di 2017, lalu 160,27 di 2020. Ini masuk di kategori tinggi. Untuk itu, ketangguhan bencana harus ditingkatkan, mulai dari manajemen bencana, yang melibatkan seluruh elemen, lalu aspek infrastruktur, dengan mengedepankan pembangunan sarana yang tahan gempa. Sehingga saat terjadi bencana, untuk memperkecil risiko, harus meningkatkan ketangguhan,” jelasnyan
Presley juga mengatakan, mitigasi kultural juga harus digalakkan, agar setiap orang mampu melakukan penyelamatan diri dan memahami langkah-langkah penyelamatan diri secara komprehensif, sehingga semua bisa selamat saat kondisi darurat.
Pihaknya juga berharap, upaya simulasi evakuasi mandiri ini tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat. Untuk itu, pihaknya juga berharap, pemerintah kecamatan dan kelurahan bisa bersinergi dalam upaya ini. JEF