PALU, MERCUSUAR – Proyek penanganan jalan ruas Tawaeli-Toboli atau Kebun Kopi belum juga rampung, padahal telah memasuki akhir Januari 2019. Walaupun proyek strategis nasional tahun jamak (2017-2018) serta dikerjakan oleh perusahaan kontraktor PT Wasco SP-KSO dan PT Tunggal Mandiri Jaya (TMJ) telah menyeberang tahun, tetapi Badan Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XIV Palu tidak memberikan sanksi kepada dua perusahaan itu.
Hal tersebut dikemukakan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Julian kepada wartawan media ini, Senin (28/1/2019).
Dia beralasan keterlambatan pengerjaan proyek itu karena terjadi bencana gempa pada 28 September 2019, hingga banyak kehilangan waktu.
Olehnya, paket kegiatan tersebut dilakukan dengan cara optimasi, sebab paket proyek yang sudah berakhir di bulan Desember tidak mungkin lagi diperpanjang.
Pihaknya, kata Julian, juga melakukan optimasi paket yang sedang berjalan tahun 2018–2019 dengan nilai sekira Rp230 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Proyek itu juga dikerjakan oleh perusahaan yang sama.
“Nah optimasi itu kita ubah pekerjaan di dalam itu, kita akan kerjakan melalui paket yang lain. Makanya tanda kutip pekerjaan belum selesai, karena itu dikerjakan paket yang lain, yang sedang ‘on-going’, dua paket lagi ‘in-going’,” jelasnya.
Jadi pada waktu itu, sambungnya, untuk paket kegiatan yang berkahir di bulan November pihak BPJN memberikan perpanjangan waktu kerja selama satu bulan. Alasannya karena bencana. Kehilangan waktu pekerjaan pada masa tanggap darurat cukup panjang itulah hingga BPJN memberikan waktu perpanjangan pada perusahaan.
“Tahun 2017-2018 itu yang paket itu, waktu dananya dana multiyears. Posisinya satu berakhir di bulan November, satu lagi di Desember, dua kegiatan di situ. Sayangnya bulan Oktober itu ada bencana,” terang Julian.
“Kehilangan waktu tanggap dadurat itu aja sekitar 28 hari, hampir satu bulan. Kedua, juga alat-alat digunakan di Kebun Kopi, dipakai membantu penanganan bencana di sini,” sambungnya.
Alat-alat berat yang kerja proyek di Kebun Kopi, jelasnya, diperbantukan untuk evakuasi mayat selamat dua pekan. Setelah itu membersihkan puing sisa-sisa gempa, tsunami, dan likuefaksi di Kota Palu dan sekitarnya.
Mengingat saat bencana terjadi proyek terdekat dari Kota Palu ada di Kebun Kopi, maka hanya alat berat di proyek ini yang dengan cepat dapat dimobilisasi untuk diperbantukan penanganan pascabencana.
“Ada proyek-proyek lain mungkin jauh. Sementara kita kemarin itu tidak mungkin memobilisasi alat berat terlalu banyak, juga dari Makassar kah dari mana. Yang cepat itu yah Kebun Kopi. Itu arahan dari Menteri untuk segera turunkan alat dari sana untuk bantu evakuasi,” katanya.
Diketahui, penanganan ruas Kebun Kopi terdiri atas dua paket dengan total alokasi anggaran dari APBN sekira Rp197,9 miliar.
Paket pertama yang dikerjakan oleh PT Wasco SP-KSO berupa rekonstruksi dan penanganan lereng Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli sepanjang enam kilometer (km) dengan alokasi anggaran Rp123,2 miliar. Sementara paket kedua dikerjakan PT TMJ adalah rekonstruksi dan penanganan lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli sepanjang empat km dengan alokasi Rp74,7 miliar.
“Kontrak kedua paket itu akan berakhir atau selesai pada September 2018, namun secara keseluruhan, penanganan ruas Tawaeli-Toboli ini diharapkan tuntas pada 2022,” kata Kepala BPJN XIV Palu yang saat itu dijabat, Akhmad Cahyadi. Diketahui, ruas Tawaeli-Toboli menghubungkan Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi Moutong. BOB