BPMP Kejar Peningkatan Level Literasi Sekolah

PALU, MERCUSUAR – Badan Pengembangan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Sulteng melaksanakan bimbingan teknis (bimtek) Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran melalui Penguatan Literasi, kepada total 1.476 guru dan kepala sekolah dari 738 satuan pendidikan jenjang Sekolah Dasar (SD) di Sulteng.

Penanggung Jawab Kegiatan, Dr. Gian Ambado pada pembukaan kegiatan di salah satu hotel di Palu, Jumat (6/10/2023) menyebutkan, kegiatan tersebut dilatarbelakangi pada Asesmen Nasional di tahun 2021 dan 2022, yang hasilnya menunjukkan masih banyak satuan pendidikan atau sekolah di Sulteng yang capaiannya, khususnya pada literasi dan numerasi, masih berada pada level 1.

“Hasil asesmen nasional di tahun 2021 dan 2022, menunjukkan bahwa di Provinsi Sulteng masih banyak terdapat satuan pendidikan atau sekolah yang berada pada capaian level 1,” kata Gian.

Tujuan bimtek tersebut, lanjutnya, adalah sebagai salah satu strategi komunitas belajar dan asesmen, yang diharapkan dapat mewujudkan penguatan literasi di tiap sekolah.

“Ini idak akan berhenti di sini, namun akan berlanjut di satuan pendidikan masing-masing sampai bulan November 2023. Kegiatan ini selama 3 hari atau 22 jam pelajaran, lalu dilanjutkan 10 jam pelajaran di satuan pendidikan masing-masing,” jelas Gian.

Kepala BPMP Provinsi Sulteng, Sinar Alam mengungkapkan, kegiatan tersebut dilaksanakan secara serentak di 34 provinsi di Indonesia. Khusus di Sulteng, dibuka total 5 kelas yang tersebar di beberapa lokasi berbeda.

“Dari semua provinsi, Sulteng dengan jumlah sekolah sasaran yang cukup besar. Ini menjadi tantangan,” imbuhnya.

Ia menegaskan, penguatan literasi di satuan pendidikan yang masih berada pada level 1 perlu terus didorong. Salah satu solusinya, adalah dengan melaksnakan bimtek bagi kepala sekolah dan guru.

“Karena pada tahun lalu, nilai asesmen nasional masih berada di level 1. Kalau (diumpamakan) di rapor, itu masih merah,” tegasnya.

Sinar Alam mengatakan, sejumlah sekolah di Sulteng juga telah menerima buku bacaan bermutu sebagai bahan bacaan peserta didik, yang untuk jenjang SD telah disalurkan sebanyak sekira 1.500 eksamplar.

Bantuan buku tersebut, diharapkan mampu meningkatkan literasi di sekolah-sekolah. Meski begitu, Sinar Alam menyayangkan masih banyak sekolah yang belum memanfaatkan buku-buku tersebut sebagaimana mestinya.

“Masih ditemukan ada sekolah yang (bukunya) masih dibungkus rapi, belum diapa-apakan. Nanti datang mahasiswa (program) Kampus Mengajar, salah satu tugasnya membongkar kardus buku, menata dan membantu guru memanfaatkan buku bacaan itu,” ungkapnya.

Padahal, kata dia, buku bacaan menjadi salah satu faktor pendukung atau pendorong peningkatan literasi.

“Karena dengan buku itu, siswa kita bisa membaca. Yang diberikan bukan buku pelajaran, tapi buku bacaan,” pungkasnya. IEA

Pos terkait