SIGI, MERCUSUAR – Dalam rangka pencegahan dan penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), sebanyak 445 orang di Kabupaten Sigi melakukan isolasi mandiri. Mereka merupakan pelaku perjalanan dari negara atau daerah yang terjangkit COVID-19.
Demikian dikatakan juru bicara COVID-19 Kabupaten Sigi, dr Rika F Sakarudin, kepada wartawan Media ini, Rabu (1/4/2020).
Menurutnya, ke 445 orang yang melakukan isolasi mandiri tersebut, berada dibawah pemantauan petugas puskesmas setempat.
Lanjut Rika, mereka tersebar di 11 kecamatan, yakni Kecamatan Sigi Biromaru, Palolo, Dolo, Dolo Barat, Dolo Selatan, Marawola, Kulawi, Kulawi Selatan, Gumbasa, Tanambulava dan Kecamatan Kinovaro.
“Mereka sudah dilakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, karena ada yang memiliki keluhan dan ada juga yang sehat. Hanya kita mengantisipasi karena mereka riwayat keluar daerah terutama yang telah terjangkit COVID-19. Walaupun mereka dinyatakan sehat, namun mereka tetap harus isolasi mandiri,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sigi melalui Bupati Sigi bersama tim posko gugus tugas penanganan COVID-19, katanya, menyiapkan 600 lembar surat imbauan untuk orang yang memiliki riwayat bepergian keluar kota/negeri tapi belum memeriksa kesehatan, agar segera memeriksakan kesehatan ke rumah sakit maupun puskesmas terdekat.
“Camat dan Kepala Desa di Sigi, agar selalu memantau dan mengecek setiap orang yang datang di wilayahnya masing-masing,” imbau Rika.
Sebelumnya, Jumat (27/3/2020), Bupati SIgi, Moh Irwan Lapatta mengatakan sebanyak 363 orang dalam resiko tertular COVID-19 di Kabupaten Sigi. Mereka merupakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan dari luar daerah yang terjangkit COVID-19.
Hal tersebut berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sigi hasil koordinasi dengan Dinkes Provinsi Sulteng dan instansi terkait.
Data tersebut, jumlah orang dalam resiko tersebar di 10 puskesmas di Sigi. Rinciannya, Puskesmas Biromaru 121 orang, Puskesmas Baluase 43 orang, Puskesmas Kaleke 18 orang, Puskesmas Banpres 27 orang dan Puskesmas Kinovaro 10 orang. Kemudian, Puskesmas Kamaipura 46 orang, Puskesmas Kulawi 28 orang, Puskesmas Pandere 32 orang, Puskesmas Marawola enam orang dan Puskesmas Tinggede 32 orang.
Hal itu, katanya, sangat berat. Artinya ketika mereka datang tidak lagi dicek atau dikontrol di bandara dan lain sebagainya, serta diisolasi khusus untuk diperiksa, tapi langsung membaur dengan keluarga dan masyarakat.
“Bagaimana melakukan pencegahan terhadap mereka, otomatis kalau mereka sehat Alhamdulillah tidak apa-apa. Tapi kalau tidak sehat berarti mereka akan menjangkiti keluarga dan masyarakat,” ujar Bupati.
Jika hal itu tidak diantisipasi, sambungnya, agak susah, mengingat Sigi masih kekurangan alat.
Dalam mengantisipasi hal itu, lanjutnya, sudah dilakukan langkah-langkah, misalnya data tersebut akan dikomunikasi langsung pada mereka, hingga minimal mereka dapat menjaga dan mengisolasi dirinya, serta tidak keluar ke tempat-tempat umum. AJI