BPP dan Penyuluh Pertanian Sulteng Masuk 10 Besar Nasional

HLL-f3c236c9
FOTO: Plt. Sekretaris DTPHP Kabupaten Donggala, Umar Lamarauna bersama penyuluh dan pengelola BPP, saat menerima piagam penghargaan pada kegiatan Sarasehan Petani Milenial di Jakarta. FOTO: IST

DONGGALA, MERCUSUAR – Kementrian Pertanain melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggelar sarasehan petani milenial 2022 di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta selama tiga hari, dari Minggu sampai Selasa (28-30/8/2022).

Kegiatan saresahan petani milenial yang di rangkaikan dengan penyerahan perhagaan kepada Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Komando Strategi Pembangunan Pertanian (KOSTRATANI) dan penyuluh pertanian  berprestasi tingkat nasional ini, diikuti sejumlah penyuluh yang mewakili provinsi masing-masing, termasuk dari Sulawesi Tengah yang berasal dari Kabupaten Donggala. 

Plt. Sekretaris Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Donggala, Umar Lamarauna pada Selasa (30/8/2022) mengatakan bahwa dirinya hadir di acara sarasehan tersebut bersama penyuluh berprestasi dari Sulawesi Tengah. 

Dua prestasi Kabupaten Donggala mewakili Sulteng hingga bisa mengikuti sarasehan, yaitu pertama keberhasilan BPP Siweli Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala yang telah dinilai terbaik se Sulawesi Tengah.  

Kedua, penyuluh terbaik se Sulawesi Tengah, yaitu I Wayan Winasa, SP dari BPP Karya Mukti Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala. 

“Pada kegiatan sarasehan di Ragunan Jakarta, kita masuk rangking 10 besar tingkat nasional, baik  BPP maupun penyuluh,” ujar Umar Lamarauna. 

Apa yang menjadi keunggulan BPP Siweli hingga bisa masuk rangking 10 besar tingkat nasional? 

Menurut Umar, bahwa BPP Siweli Balaesang sebagai BPP KOSTRATANI Teladan Tingkat Nasional, dimana Koordinator BPP Siweli, Karwil, SP dengan 24 penyuluh dan stafnya, memiliki beberapa inovasi, salah satunya teknologi jajar legowo ganda pada tanaman padi sawah. 

Umar menjelaskan bahwa keberadaan BPP KOSTRATANI  memiliki lima peran penting, yaitu: pertama BPP sebagai pusat data dan informasi pertanian, kedua BPP sebgai pusat gerakan pembangunan pertanian, ketiga BPP sebgai pusat pembelajaran, keempat BPP sebagai pusat konsultasi agribisnis dan kelima BPP sebagai pusat jejaring kemitraan.

Sementara terkait dengan keberhasilan I Wayan Winasa, SP dari BPP Karya Mukti Kecamatan Dampelas yang berhasil meraih predikat penyuluh terbaik, juga memiliki inovasi tersendiri. 

Inovasi yang dilakukan I Wayan Winasa yaitu Teknologi Tepat Guna(TTG) berupa alat pemipil jagung sederhana terbuat dari bahan atau barang bekas yang mudah didapatkan di sekitar kita dan harga yang sangat murah. 

“Alat ini dibuat untuk menekan biaya produksi jagung dari segi pasca panen bila dibandingkan dengan memipil jagung secara manual maupun secara modern,” terang Umar. HID 

Pos terkait