PALU, MERCUSUAR – Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sulteng terus menggencarkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Beras di pasar yang ada di Kota Palu dan sekitarnya, khususnya Pasar Inpres Manonda dan Pasar Masomba.
Hal ini dilakukan Bulog, sebagai respons cepat atas harga beras di pasaran yang akhir-akhir ini cenderung mengalami kenaikan.
Pemimpin Wilayah (Pimwil) Perum Bulog Sulteng, David Susanto mengatakan, menurut pemantauan harga dari data PHIPS wilayah Kota Palu dan dinas terkait, bahwa harga beras di pasar masih mengalami kenaikan di atas HET (harga eceran tertinggi) yang telah ditetapkan Pemerintah yakni Rp9.450 per kilogram.
“Untuk itu, kami dari Bulog turun secara mobile untuk menstabilkan harga beras dengan menggelontorkan beras medium di pasar-pasar dengan harga jual beras medium Bulog jauh lbh rendah dari HET,” ucap David, Rabu (25/1/2023).
Sejak awal Januari 2023, kata David, Bulog Sulteng sudah menggelontorkan beras kualitas medium sekira 60.494 ton yang dijual di bawah HET.
“Kami akan terus menggelontorkan, sehingga diharapkan harga beras benar-benar stabil dan masyarakat bisa membeli beras dengan harga lebih terjangkau,” ujar David.
Program SPHP beras merupakan penugasan Pemerintah oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) kepada Perum Bulog, untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan komoditas pangan, khususnya beras, mulai dari awal Januari 2023 hingga 31 Desember 2023 mendatang.
David mengatakan, pihaknya menggencarkan program tersebut bukan hanya di pasar-pasar secara mobile, tetapi juga melalui outlet-outlet binaan Perum Bulog seperti Rumah Pangan Kita) (RPK) yang tersebar di seluruh wilayah Sulteng.
Selain itu, Bulog juga terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, dan memastikan akan tetap menjaga ketersediaan beras guna menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. */IEA