Bulog Serap Beras Sesuai Standar

Suasana pertemuan antara para pengusaha penggilingan padi di Kecamatan Torue bersama Bulog Sulteng, di Kantor Camat Torue, Selasa (28/10/2025). FOTO: IMAM EL ABRAR/MS

PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Sejumlah pengusaha penggilingan padi di Kecamatan Torue menyampaikan persoalan hasil panen yang masih menumpuk di penggilingan, namun belum terjual, kepada Perum Bulog Kanwil Sulteng, di Kantor Camat Torue, Selasa (28/10/2025).

Dalam pertemuan tersebut, para pengusaha penggilingan mengakui sejumlah beras hasil panen terbaru dalam kondisi sempat terkena serangan hama wereng dan kondisi cuaca, sehingga beras tersebut susah terjual.

Menanggapi hal itu, Pimwil Perum Bulog Sulteng, Jusri menyebut pihaknya melakukan pembelian beras hasil panen petani berdasarkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), namun harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan, yakni kadar patahan (broken) maksimal 25 persen.

“Yang disampaikan adalah kondisi broken-nya antara 30—35 persen. Kalau di Bulog itu di bawah standar, yang maksimal 25 persen. Namun, ada beberapa yang bagus-bagus masih terjual juga,” kata Jusri.

Camat Torue, Ni Luh Elisabet menyebut pihaknya berupaya mempertemukan antara pengusaha penggilingan dengan pihak Bulog, untuk membahas dan mencarikan solusi terkait persoalan stok beras yang melimpah namun belum terserap.

Ia mengungkapkan, terdapat empat desa yang melaksanakan panen baru-baru ini, yakni Tolai Timur, Tolai Barat, Tolai dan Purwosari dengan luasan total sekira 2.400 hektare sawah. Namun, hasilnya disebut masih di bawah standar karena pengaruh hama dan cuaca yang tidak mendukung.

Bulog Serap

“Saat ini, memang hasil panen masyarakat kami lumayan meningkat. Harapan kami, semua bisa duduk bersama dengan pemerintah daerah, agar bisa mendapatkan solusi,” ujar Ni Luh. IEA

Pos terkait