Bulog Tegaskan Beras SPHP Bukan Plastik

PALU, MERCUSUAR – Pemimpin Wilayah (Pimwil) Perum Bulog Sulteng, Heriswan menegaskan produk kemasan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tidak berisi beras plastik.

Hal itu menanggapi beredarnya video yang menunjukkan salah seorang warga, yang menyebutkan bahwa beras SPHP yang dijual oleh Bulog merupakan beras plastik.

Dalam video tersebut, warga yang kemudian diketahui berinisial R (54 tahun) dan berdomisili di Kota Palu, menggunakan bahasa daerah memegang gumpalan nasi yang disebutnya merupakan hasil masak dari beras SPHP, lalu membanting-banting ke lantai sambil mengatakan bahwa beras tersebut adalah beras plastik.

Menanggapi video tersebut, Heriswan bersama jajaran Perum Bulog Kanwil Sulteng dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Palu melakukan pengecekan langsung stok beras, serta melakukan uji tanak sampel beras kemasan SPHP, di gudang Bulog Sulteng di Kelurahan Tondo Kota Palu, Senin (9/10/2023).

“Beras ini bukan plastik. Kita langsung mengecek sama-sama dan melakukan uji tanak, untuk melihat hasilnya. Plastik kalau dimasak akan menjadi seperti lem, dari baunya juga jelas sekali kalau ini beras,” kata Heriswan.

Ia juga mengatakan, pihak Bulog juga terus melakukan proses pengawasan yang ketat terhadap stok beras yang masuk dan keluar gudang.

“Alhamdulillah, selama ini pengawasan kami selalu ketat, ada petugas yang selalu memeriksa kualitas, setiap barang yang masuk dan keluar betul-betul dilakukan pengecekan,” ungkapnya.

Heriswan menengarai, dugaan beredarnya isu terkait kemasan SPHP berisi beras plastik, digaungkan di tengah-tengah gencarnya Bulog bersama Pemerintah Daerah pada program Gerakan Pangan Murah (GPM), dan mulai banyaknya beras SPHP beredar sebagai upaya stabilisasi harga beras di pasaran.

“Akhir-akhir ini, bukan hanya di Palu ada isu-isu seperti itu, terkait dengan harga beras yang minggu-minggu kemarin mengalami kenaikan. Sementara kami dengan Pemerintah Daerah sedang giat melaksanakan GPM, mungkin karena beras Bulog ini banyak beredar, salah satunya (mengakibatkan) insiden (video) itu,” tandas Heriswan.

Pada kesempatan pengecekan langsung dan uji tanak beras SPHP yang dilakukan di gudang Bulog, pihak Perum Bulog Kanwil Sulteng bersama Disperindag Kota Palu juga mendatangkan langsung R, warga Palu yang terlibat dalam video.

R yang dimintai klarifikasi, mengatakan dirinya tidak bermaksud meviralkan video tersebut. Hal itu, kata dia, dibuat hanya untuk kepentingan saling mengingatkan keluarga.

“Video yang beredar tidak maksud untuk viral, hanya untuk kepentingan grup keluarga, saling mengingatkan dari info-info yang beredar, kalau lagi viral beras plastik. Kebetulan yang saya beli, sama kemasannya dengan beras SPHP,” ujar R.

Ia mengungkapkan kronologi hingga membuat video tersebut, pada saat ia didatangi salah seorang kerabatnya yang langsung menyampaikan bahwa beras SPHP yang dibeli R merupakan beras plastik.

Atas kekeliruan informasi tersebut, R menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada Pimwil Perum Bulog Sulteng, Heriswan disaksikan Kepala Disperindag Kota Palu, Zulkifli.

“Mohon maaf, ternyata memang bukan beras plastik. Tapi beras biasa, enak dikonsumsi,” kata R.

Kepala Disperindag Kota Palu, Zulkifli mengaku langsung menelusuri alamat R, setelah mendapatkan informasi mengenai video yang tersebar. Ia bersama jajarannya, lalu mendatangi R untuk meminta klarifikasi.

Selain itu, tim pengawas perdagangan dari Disperindag Kota Palu juga langsung diturunkan ke pasar-pasar untuk melakukan inspeksi mendadak (sidak), untuk memantau kemungkinan adanya reaksi publik akibat video tersebut.

“Kami langsung telusuri, ternyata apa yang diunggah menurutnya tidak sengaja dan sudah memohon maaf, karena awalnya tidak mengira akan terjadi begini. Kami juga melakukan sidak, teman-teman pengawas perdagangan turun ke pasar-pasar. Alhamdulillah, tidak ada reaksi,” pungkas Zulkifli. IEA

Pos terkait