DONGGALA, MERCUSUAR – Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sulteng berkomitmen untuk terus mendistribusikan minyak goreng (migor) curah kepada masyarakat di Provinsi Sulteng.
“Kita akan terus lakukan distribusi, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” kata Pemimpin Wilayah (Pimwil) Perum Bulog Sulteng, David Susanto di sela-sela mendampingi kunjungan Menteri Perdagangan RI, Zulkifli Hasan di Pasar Rakyat Desa Toaya, Kabupaten Donggala, Rabu (29/6/2022).
Diungkapkan David, hingga akhir Juni 2022 atau pertengahan tahun ini, pihaknya telah mendistribusikan 1.800 ton migor curah ke seluruh daerah di Provinsi Sulteng.
Pengadaan migor tersebut dilakukan melalui kontrak dengan salah satu perusahaan minyak goreng di Pasangkayu, Sulawesi Barat. Hingga saat ini, Kanwil Bulog Sulteng telah melaksanakan kontrak kedua dengan perusahaan terkait, dan masih akan berlanjut.
“Sekarang masih berproses kontrak baru,” imbuh David.
Terkait pendistribusian migor curah ke daerah-daerah di Sulteng, David mengungkapkan hal tersebut juga menemui kendala berupa akses ke beberapa daerah yang cukup jauh, sehingga membutuhkan biaya transportasi yang tidak sedikit.
Meski begitu, Bulog tetap berkomitmen menyalurkan sesuai harga yang diatur pemerintah, yakni Rp14.000 perliter atau Rp15.500 perkilogram.
“Di beberapa wilayah yang jauh, seperti Luwuk sudah kita kirimkan, ke Poso juga, Tolitoli juga. Tapi transportasi ke sana yang menjadi kendala utama. Karena jaraknya cukup jauh dari Pasangkayu, sehingga memakan waktu, misalnya ke Tolitoli itu paling lama pulang pergi bisa lima hari sampai seminggu,” tutur David, beberapa waktu lalu.
Pada pemantauan harga bahan pokok dan migor yang dilakukan Menteri Perdagangan RI di Pasar Rakyat Desa Toaya, harga migor curah dijual pedagang dengan harga Rp14.000 perliter. Salah seorang pedagang menjual migor dalam wadah botol air mineral ukuran 600ml dengan harga Rp9.000 perbotol.
Dengan rincian harga migor Rp8.500 per 600ml, ditambah Rp500 sebagai ganti biaya pembelian botol air mineral. IEA