BALUT, MERCUSUAR – Bupati Banggai Laut (Balut), Wenny Bukamo mengatakan bahwa pembangunan drainase di wilayah Kelurahan Dodung dan Tano Bonunungan sudah dilakukan sejak tahun 2017.
Hanya saja, ada sejumlah warga yang tidak mau diambil sebagian halamannya untuk pembangunan drainase itu, sehingga pembangunan drainase tidak sesuai dengan perencanaan.
“Drainase sudah dibuat pada tahun 2017 namun belum sesuai dengan perencanaan, sehingga jika hujan deras masih terjadi banjir,” jelas Bupati menanggapi keluhan warga terkait kondisi drainase, Jumat (12/7/2019).
Terkait banjir di wilayah Pasar Baru, diakui Bupati bahwa drainase yang ada tidak berfungsi. Hal itu disebabkan tumpukan sampah dan warga yang berjualan di sekitaran pasar sudah menutup saluran air yang mengarah ke muara. “Ini ada beberapa tempat jualan sudah menutupi jalur air yang mengarah ke muara,” ujarnya.
Tahun ini (2019), lanjut Bupati, untuk jalur Pasar Baru akan dilakukan peningkatan jalan dan perbaikan drainase. Namun upaya pemerintah tersebut harus diikuti dengan kesadaran masyarakat untuk memeliharah fasilitas yang dibangun pemerintah.
Khusus permasalahan sampah, masyarakat harus punya kesadaran membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. “Jangan buang sampah sembarangan, jika ada dampak yang ditimbul akibat sampah maka kita semua yang merasakan,” ucapnya.
Sekretaris Dinas PUPR Balut, Basuki membenarkan rencana peningkatan jalan dan pembangunan drainase di beberapa titik yang rawan banjir.
“Iya, tahun ini akan dibangun peningkatan jalan dan drainase di jalur Pasar Baru yang mengarah ke muara,” tuturnya.
Diketahui, hujan yang mengguyur beberapa waktu lalu membuat sejumlah wilayah di dalam Kota Banggai, Kabupaten Balut, terendam. Hal itu disinyalir akibat beberapa drainase yang tidak terawat hingga tidak berfungsi, serta sampah yang dibuang sembarangan.
Wilayah-wilayah yang terendam, diantaranya kawasan Pasar Baru depan Kantor Dinas Kominfo, kawasan taman kota, jalur dari SDN Pembina, Kelurahan Tano Bonunungan.
Sofyan (71), salah seorang warga Kelurahan Tano Bonunungan mengatakan tidak lancarnya air mengalir di drainase, karena saat drainase dibangun tidak melalui perencanaan yang matang. Akibatnya drainase yang menghambat air mengalir.
“Terlalu banyak liku-likunya jadinya air tidak lancar ke laut,” terangnya.
Sementara itu, Nugi, warga Pasar Baru mengatakan drainase tersumbat karena adanya pembangunan pasar dan sampah rumah dari pasar tradisional, hingga air tidak lancar mengalir hingga ke sungai.
“Iya, setiap kali hujan pasti begini,” tuturnya. RM