Bupati Banggai Hadiri Utsawa Dharma Gita

LUWUK, MERCUSUAR – Bupati Banggai, Amirudin Tamoreka, menghadiri Utsawa Dharma Gita ke-5 tingkat Kabupaten Banggai, bertempat di Pura Agung Padma Bhuana, Luwuk, Kabupaten Banggai, Minggu (18/6/2023) malam.

Bupati Banggai mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai mendukung penuh kegiatan pembinaan semua umat agama yang ada di daerah itu. 

“Pembinaan umat yang dilakukan oleh organisasi-organisasi keagamaan, merupakan modal utama dalam mempererat hubungan baik antarumat beragama. Maka melalui kegiatan ini, saya mengajak seluruh umat Hindu menjadikan Utsawa Dharma Gita, sebagai tonggak pembaruan tekad untuk lebih mempererat hubungan antarumat beragama,” kata Bupati.

Dengan pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama kata bupati, kita meyakini, semua pemeluk agama dapat hidup rukun dan berkontribusi positif pada pembangunan di daerah.

“Untuk itu,saya berkomitmen untuk mengakomodasi kegiatan keagamaan seluruh umat beragama, melalui dukungan alokasi anggaran dan fasilitas lainnya,” ujarnya.

Tidak hanya di tingkat kabupaten lanjut bupati, Pemkab Banggai juga akan mendukung para utusan Kabupaten Banggai, yang akan berkompetisi di Utsawa Dharma Gita tingkat Provinsi Sulteng, yang akan digelar di Morowali Utara, Juli 2023 mendatang.

“Dukungan untuk umat Hindu di Kabupaten Banggai dalam pelaksanaan Festival Ogoh-ogoh yaitu dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi, Maret lalu. Untuk tahun ini, saya sudah masukkan di anggaran APBD untuk pelaksanaan Festival Ogoh-ogoh selanjutnya,” terang bupati.

Sementara Ketua Lembaga Pengembangan Dharma Gita (LPDG) Kabupaten Banggai, I Nengah Ariyanto mengatakan, Utsawa Dharma Gita festival atau lomba nyanyian suci agama Hindu. Dalam kitab suci Weda, Utsawa Dharma Gita pada hakekatnya adalah Phalasruti, Phalasloka, dan Phalawakya.

“Phalasruti mengandung makna pahala dari pembacaan kitab-kitab sruti atau wahyu yang pada umumnya disebut mantra yang berasal dari Hyang Widhi. Phalasloka adalah pahala dari pembacaan kitab-kitab susastra Hindu seperti kitab Itihasa, yakni Ramayana dan Mahabharata. Sedangkan Phalawakya adalah tradisi pembacaan karya sastra Jawa Kuna berbentuk prosa atau parwa,” kata I Nengah.

I Nengah Aryanto menjelaskan, kegiatan ini merupakan upaya melestarikan dan mengembangkan literasi keagamaan umat Hindu. Olehnya itu lanjut I Nengah, melalui tema Literasi Sastra Suci, Mewujudkan Sumber Daya Manusia Hindu yang Moderat dan Kompetitif, pelaksanaan Utsawa Dharma Gita Tingkat Kabupaten Banggai diyakini sejalan dengan visi misi Pemkab Banggai. */PAR

Pos terkait