DONGGALA, MERCUSUAR – Bupati Donggala, Kasman Lassa dan Wakil Bupati (Wabup), Moh Yasin melakukan buka puasa bersama dengan warga korban bencana gempa bumi dan tsunami pada 28 September 2018 di hunian sementara (huntara) Desa Wani 1, Kecamatan Tanantovea, Selasa (21/5/2019).
Bupati dan wabup yang datang bersama istri masing-masing, yaitu Indotang dan Fany disambut warga huntara dengan penuh rasa suka cita. Kehadiran pimpinan tertinggi di Donggala yang dikenal dengan duet Sakaya itu, dianggap sebagai salah satu bentuk perhatian mendalam terhadap korban bencana yang menelan jiwa dan harta benda masyarakat.
Buka puasa bersma itu turut dihadiri Kepala Kejari (Kajari) Donggala, Yuyun Wahyudi dan sejumlah pejabat eselon II dan III itu berlangsung sederhana dengan menu buka puasa kuliner khas Kaili, seperti nasi jagung dan sayur kelor, serta kue manis dan minuman ringan.
Usai buka bersama dan Salat Magrib di masjid huntara, Bupati menyampaikan sambutan dan menyerahkan bantuan kendaraan roda tiga dan tandon air kepada warga huntara.
Dalam sambutan singkatnya, bupati menyampaikan sejumlah fakta dan data yang diakibatkan oleh dahsyatnya gempa bumi dan tsunami khususnya yang menghajar beberapa kecamatan di wilayah Kabupaten Donggala, diantaranya Tanantovea.
Bupati mengharapkan kepada warga di huntara agar bersabar dan bersyukur dalam menghadapi berbagai cobaan yang datang, terutama dalam suasana puasa Ramadan yang merupakan kesempatan untuk mengumpulkan amal ibadah dengan berbagai kegiatan keagamaan.
Bupati juga mengingatkan warga Wani 1 agar selalu mendukung pemerintah yang sah dalam menjalankan tugas negara, termasuk mendukung kerja-kerja kepala desa selama masa jabatannya berlangsung.
“Kalau ada yang mau mengganti kepala desa, tunggulah sampai masa jabatannya habis. Jangan sementara pak kades menjabat sudah di demo,” ujarnya yang disambut kata setuju oleh warga.
Menjaga keamanan dan ketertiban, katanya, merupakan salah satu wujudnya kerja sama masyarakat dengan pemerintah. Olehnya ia sangat mengharapkan kesadaran masyarakat untuk tetap menjaga silaturahim sebagai salah satu cara untuk membangun kebersamaan.
Diakhir sambutannya, Bupati menutup dengan kalimat berbahasa Kaili ‘Anu makamburaka, rapaka siromu. Anu masiromu, rapaka saongu. Masintuvu kita maroso. Mosinggani kita marisi. Mosangumpatuju kita mombangu. Mesavi sakaya, kita mosumomba’. HID