BWSS III Tangani Sungai Tolai

Kades Tolai Induk, I Made Gede Dipayana (kiri), memberikan penjelasan terkait kondisi sungai yang ada di desanya, kepada Kepala BWSS III, Dedi. FOTO:MISBACH/MS)

PARIGI MOUTONG, MERCUSUAR – Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III akan menangani masalah sungai Tolai, Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) yang setiap musim hujan membuat lahan persawahan warga rusak berat, dan merendam pemukiman warga.

Hal tersebut ditegaskan Kepala BWSS III, Dedi Yudha L, saat melakukan peninjauan langsung ke lokasi, didampingi Camat Torue, Ni Luh Elisabeth dan Kepala Desa (Kades) Tolai Induk, I Made Gede Dipayana, Kades Tolai Barat, Made Adi Swiadnya, selama dua hari, Kamis (4/7/2024).

“Dari hasil peninjauan kita di lapangan, penanganan yang pertama akan kami lakukan secara temporari dulu, agar petani bisa kembali turun ke sawah, dan pemukiman warga tidak direndam banjir,” kata Dedi.

Sembari melakukan tindakan secara temporari, lanjut Dedi, pihaknya juga melakukan penelitian terhadap penyebab utama terjadinya banjir, sehingga nantinya BWSS III menemukan solusi yang tepat dan permanen.

“Pembuatan tanggul sementara dan normalisasi sungai akan kami lakukan,” tambahnya.

Dari hasil pengamatan langsung ke hulu sungai, kata Dedi lagi, pihaknya menemukan beberapa penyebab awal, di antaranya adanya sedimentasi atau pengendapan pasir yang cukup banyak. Saat curah hujan cukup tinggi, air tidak lagi tertampung di hutan akibat dari penebangan hutan secara masif. Kemudian luapan air membawa lumpur dan kayu, namun badan sungai tidak bisa menampung karena terjadi pendangkalan, mengakibatkan air meluap ke sawah atau pemukiman warga.

Sementara itu, Kades Tolai Barat, Adi Swiadnya menambahkan saat ini petani di desanya mengalami kerugian hingga ratusan juta Rupiah, dan jumlah sawah yang terendam mencapai 100-an hektare. Pemukiman warga pun ikut terendam, akibat dari tanggul yang dibuat secara swadaya dan mandiri oleh petani jebol.

Kades Tolai Induk, I Made Gede Dipayana mengatakan hal yang sama, yakni salah satu kerugian yang dialami adalah jebolnya tanggul dan irigasi di Dusun Buana Sari, yang mengakibatkan air meluap merendam pemukiman. Sementara petani belum bisa bekerja di sawah karena irigasi rusak berat.

“Dengan hadirnya pihak BWSS yang merespons cepat keluhan kami, kami berharap segera ditangani, agar warga tidak lagi khawatir lahan pertaniannya terendam banjir,” pungkas Gede Dipayana. MBH

Pos terkait