Pagi itu, Kamis (29/8/2024), Gedung Banua Kaili (GBK) Rusdy Toana Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu dipenuhi senyum haru dan mata berbinar. Di antara ribuan toga yang melambai, ada satu cerita yang tak mungkin dilupakan. Salah satunya, bagi seorang pegawai Unismuh Palu yang akhirnya meraih gelar Magister (S2) pada usia 64 tahun.
ABDULLAH SAHEL & MEGA JUFRI – MAHASISWA UIN DATOKARAMA
Amiluddin Jamaluddin, nama yang cukup familiar di kalangan mahasiswa dan staf, menjadi pusat perhatian dalam Wisuda Sarjana ke-54 dan Pascasarjana ke-10 Unismuh Palu. Pada usia yang telah menginjak 64 tahun, Amiluddin menyelesaikan studinya pada program Manajemen Pendidikan Islam.
Bagi Amiluddin, gelar tersebut bukan hanya sekedar pencapaian akademis. Namun juga adalah bukti tekad dan semangat yang tak pernah pudar.
Ketika ditanya apa yang mendorongnya melanjutkan pendidikan di usia yang tak lagi muda, Amiluddin menjawab dengan senyum lebar.
“Rektor Universitas Muhammadiyah Palu (Prof. Dr. H. Rajindra, S.E., M.M.) yang pertama kali mendorong saya, untuk bisa mengangkat harkat dan martabat Universitas ini,” kata Amiluddin.
Selain itu, ungkap pria yang memiliki empat orang anak dan tujuh cucu ini, dukungan dari keluarga juga merupakan dorongan yang tak kalah besar. Amiluddin merasa beruntung memiliki keluarga yang selalu mendukung langkahnya.
“Alhamdulilah, mereka semua sangat mendukung saya untuk melanjutkan pendidikan,” tambahnya.
Belajar bersama mahasiswa yang usianya jauh lebih muda, diakui Amiluddin bukan merupakan hal yang aneh.
“Di jenjang pendidikan, usia tidak menjadi ukuran. Saya merasa hal itu biasa saja,” ujarnya dengan tenang.
Di balik ketenangan itu, tersembunyi tekad yang kuat untuk terus belajar dan berkembang. Ia turut bercerita berbagai momen lucu dan tak terlupakan, yang menghiasi perjalanan akademis hingga meraih gelar strata dua. Salah satu yang paling berkesan, adalah ketika menghadapi ujian tesis.
“Dosen penguji yang memuji tesis saya adalah teman seangkatan. Bahkan ada yang lebih muda dari saya. Itulah hebatnya ilmu pengetahuan, yang tidak memandang usia,” katanya diiringi tawa.
Acara wisuda tersebut dihadiri 312 lulusan Unismuh Palu dari berbagai program studi. Masing-masing wisudawan membawa cerita tentang perjuangan dan pengorbanan.
Dari jumlah tersebut, 4 orang lulusan meraih terbaik kategori berprestasi, 1 lulusan termuda, 1 lulusan tercepat dan 1 lulusan tertua. Dari lulusan-lulusan tersebut, terdapat kisah personal dari Amiludddin yang menyentuh hati.
Salah satunya, ketika Rektor Unismuh Palu, Prof. Dr. H. Rajidra, S.E., M.M. mengutip untaian kata bijak dari Buya Hamka ‘kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab, dan ketinggian ilmu seseorang bukan terletak pada wajah dan pakaiannya’ dalam pidato akademiknya. Bagi Amiluddin, kutipan dari Rektor itu sangat mengambarkan keadaannya saat ini.
“Setelah lulus ini, saya ingin mengajar saja, agar ilmu yang saya peroleh dapat bermanfaat bagi orang banyak,” ungkapnya.
Prosesi wisuda usai, Amiluddin lalu berdiri di tengah keluarga dan rekannya, merayakan pencapaian yang tidak hanya miliknya, tetapi juga milik semua orang yang mendukungnya. Momen tersebut adalah bukti nyata, bahwa usia hanyalah angka, tetapi tekad adalah segalanya. ***